Berat untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,1 Persen Tahun Ini
Jakarta, sinpo.id - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi tak akan mencapai level 5,1 persen. Permasalahan konsumsi rumah tangga di tahun ini menjadi salah satu penyebab utama.
Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi di tiap kuartal. Kuartal I-2017 konsumsi rumah tangga berada di angka 4,95 persen, lalu turun tipis di kuartal II-2017 menjadi sebesar 4,94 persen. Lalu angka itu kembali turun di kuartal III-2017 yang bertengger di 4,93 persen.
"Perkiraan kami mungkin tahun ini kita tidak akan sampai 5,1 persen, sedikit di bawah 5,1 persen. Permasalahannya di 2017 adalah konsumsi rumah tangga karena share-nya cukup besar," kata Ekonom Hendri Saparini dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Kebijakan pajak juga diharapkan tidak membuat masyarakat takut membelanjakan uangnya yang berpengaruh ke tingkat konsumsi masyarakat.
"Yang penting adalah bagaimana kita menaikkan lagi agar masyarakat berkonsumsi kembali. Kebijakan pajak membuat kelas atas menunggu untuk meningkatkan konsumsi mereka," tutur Hendri.
Hendri pun memperkirakan, menjelang tutup tahun 2017 masih ada kekhawatiran pelemahan konsumsi rumah tangga jika ada kemungkinan kenaikan harga BBM, tarif listrik, dan gas. Selain itu, jika ada pemangkasan jumlah penerima subsidi listrik 900 VA dikhawatirkan akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat yang berimbas ke pertumbuhan ekonomi.
"Jadi yang terpenting kita tidak mendebat ada perlambatan pertumbuhan konsumsi. Yang terpenting bagaimana menciptakan kebijakan yang bisa meningaktkan konsumsi masyarakat. Itu yang perlu untuk dilakukan," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengatakan bahwa proyeksi optimistis untuk pertumbuhan ekonomi pada 2017 adalah sebesar 5,17 persen, atau sedikit di bawah asumsi dalam APBNP yang ditetapkan 5,2 persen.

