Senat AS Sahkan RUU Pendanaan Badan Federal dan Ukraina

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 23 Desember 2022 | 09:41 WIB
Chuck Shummer/VoA
Chuck Shummer/VoA

SinPo.id -  Senat Amerika Serikat (AS) mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) pengeluaran USD 1,7 triliun untuk membiayai badan-badan federal dan memberikan bantuan besar lainnya ke Ukraina.

RUU setebal 4.155 halaman itu mencakup sekitar USD 772,5 miliar untuk program domestik dan USD 858 miliar untuk pertahanan, dan akan membiayai agen-agen federal selama tahun fiskal.

Saat ini RUU tersebut telah masuk ke tahap pemungutan suara terakhir sebelum dapat dikirim ke Presiden AS Joe Biden untuk ditandatangani menjadi undang-undang.

"Ini adalah salah satu paket alokasi paling signifikan yang telah kami lakukan dalam waktu yang sangat lama, jangkauan orang yang dibantunya besar dan dalam," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, beberapa saat sebelum pemungutan suara, dilansir dari VoA, Jumat 23 Desember 2022.

Langkah tersebut diambil setelah anggota parlemen mendengar pidato dramatis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di pertemuan gabungan Kongres tentang pentingnya bantuan AS ke negaranya untuk perangnya melawan Rusia.

Sehingga RUU tersebut dirancang untuk memberikan sekitar USD 45 miliar bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan untuk negara sekutu NATO yang hancur, dan meningkatkan total bantuan menjadi lebih dari USD 100 miliar sejauh ini.

"Uang anda bukan amal, ini adalah investasi dalam keamanan global dan demokrasi yang kami tangani dengan cara yang paling bertanggung jawab," kata Zelenskyy kepada anggota parlemen AS.

Meski demikian, banyak dari Partai Republik yang menolak adanya RUU pengeluaran dan tidak ingin dipaksa untuk memberikan suara pada keputusan senat sebesar itu dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sebelum penutupan libur natal.

"Tidak ada cukup waktu bagi satu orang untuk membaca seluruh RUU ini dalam waktu singkat. RUU dan prosesnya juga mengabaikan inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga, dan utang kita yang membengkak sebesar USD 31 triliun. Cukup sudah," kata Senator Rand Paul.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI