Keputusan DPP Golkar Telah Mengecewakan Kosgoro1957

Laporan:
Sabtu, 25 November 2017 | 13:40 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Surabaya, sinpo.id - Bibit-bibit kekecewaan terus menyebar di internal Partai Golkar pasca musibah politik ditangkapnya Ketua Umum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kali ini rasa kecewa ditunjukkan seluruh kader Golkar yang tergabung dalam Kosgoro 1957 Jawa Timur. Keputusan rapat pleno DPP tigas tegas terhadap status Ketua Umum Setnov dan Keputusan rekom Pilgub Jatim kepada Khofifah-Emil dituding tidak mendengarkan suara dari bawah.

Yusuf Husni selaku Ketua PDK Kosgoro 1957 Jawa Timur mengaku sudah berkali-kali menyampaikan masukan secara resmi ke DPP Partai Golkar. Namun, tak pernah direspon dengan baik. Sehingga Kosgoro 1957 pun mengibarkan bendera setengah tiang dan baliho bertuliskan tiji tibeh singkatan dari mati siji mati kabeh (jatuh satu jatuh semua, red).

“Mulai hari ini kita pasang pesan tiji tibeh itu dan bendera setengah tiang di jalan protokol seluruh Jawa Timur,” ucap Yusuf Husni penuh kecewa, Jumat (24/11/2017).

Diterangkan Yusuf, dalam kontestasi Pilgub Jatim ini, posisi Partai Golkar jatim tidak menguntungkan secara politis. Karena tidak bisa mempertanggung jawabkan 5 calon yang sudah mendaftar resmi. Seperti Saifullah Yusuf, Ridwan Hisjam, Istu Hari Bagio, Nurwiyatno dan Syafiin. DPP tiba-tiba memberikan rekom kepada Khofifah-Emil Dardak yang tidak pernah mendaftar ke DPD PG Jatim.

“Secara etika, mereka (Khofifah-Emil) mampir ke kantor Golkar Jatim saja tidak pernah, tapi kok tiba-tiba direkom. Mengusung Khofifah itu mencederai calon yang sudah daftar dan tidak nguwongke Golkar Jatim, menginjak kantor Golkar saja tidak pernah,” paparnya.

Dijelaskan Yusuf, Kosgoro 1957 (K57) sudah pernah mencoba menjembatani masalah ini. Ketika menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Jatim sempat mengundang Khofifah sebagai pembicara di kantor DPD Golkar Jatim dengan surat resmi. Tetapi Khofifah tidak hadir dan tidak memberikan jawaban yang jelas.

“Berarti tidak membutuhkan Kosgoro. Jadi, disini Kosgoro memilih sikap tidak ada urusan dengan pilgub Jatim dan calon gubernur yang ditetapkan DPP Partai Golkar,” ungkap Yusuf yang dikenal memiliki ratusan ribu kader loyal Kosgoro di Jawa Timur ini.

Akibat lain keputusan DPP itu, kata Yusuf, Lima calon yang sudah mendaftar ke DPD I bakal punya dampak politis bagi partai Golkar. Karena dari para pendaftar itu beberapa bulan terakhir ini telah kontribusi besar terhadap peningkatan popularitas dan elektabilitas Partai Golkar serta kepercayaan masyarakat ikut naik.

“Karena para calon itu punya jaringan dan pendukung sendiri-sendiri, Golkar mendapat manfaatnya,” tambah Yusuf.

Tapi sayangnya, sampai hari ini, belum ada keputusan apapun terhadap para calon yang daftar itu. Ini terbukti banner baliho 5 kandidat calon gubernur yang daftar itu masih terpasang di 38 kab kota. Sedangkan DPP dengan begitu enaknya merekom Khofifah-Emil dengan cara mekanisme yang baik dan santun.

“Sesuatu yang awalnya dilakukan dengan cara tidak baik, biasanya hasilnya juga tidak baik,” ingat wakil ketua DPD PG Jatim ini.

Dengan demkian, Kosgoro 1957, kata Yusuf, tidak bertanggung jawab terhadap kebijakan DPP Partai Golkar terkait cagub yang diusung. Karena ini menyangkut pertanggung jawaban golkar kepada public yang sudah diikuti 5 orang pendaftar dan mau diapakan para kandidat itu.

“Apalagi ada dua kader terbaik Kosgoro Ridwan Hisjam dan Estu Bagio yang ikut mendaftar resmi, sudah membantu popularitas Golkar, tapi tidak diperlakukan layaknya kandidat cagub,” pungkas Yusuf.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI