Omicron Subvarian BN.1 Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Pantau Perkembangannya

Laporan: Sinpo
Jumat, 09 Desember 2022 | 21:18 WIB
Ilustrasi Covid-19/ Pixabay
Ilustrasi Covid-19/ Pixabay

SinPo.id - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya terus memonitor perkembangan Covid-19, menyusul temuan subvarian Omicron BN.1 di Indonesia. Salah satunya yakni dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang kembali diperpanjang menjelang libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), mulai 6 Desember 2022 hingga 9 Januari 2023.

Pasalnya, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia salah satunya akibat munculnya mutasi baru.

"PPKM kan masih terus kita evaluasi, pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) selalu bilang bahwa yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus adalah varian baru," kata Siti dalam keterangannya, Jumat, 9 Desember 2022.

Sejauh ini, kata Siti, Indonesia telah melalui beberapa kali puncak kasus Covid-19. Dari gelombang pertama pada tahun 2020, kemudian pertengahan tahun 2021 dan awal tahun 2022.

"Kita sudah lewati gelombang XBB 1, kita perhatikan ada sub varian baru BN.1, tapi kemudian kita melihat tren juga di banyak negara belum terjadi peningkatan," ucapnya.

Jumlah kasus Covid-19 biasanya meningkat pada pekan ketiga sejak pertama kali ditemukan. Sementara transmisi atau kemampuan menular mutasi terbaru masih didalami.

"Sementara yang kita lakukan evaluasi PPKM. Kedua, tetap percepatan vaksinasi, dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan. Dan yang ketiga tadi, surveillance genomik tetap kita tingkatkan walaupun sekarang cenderung turun," paparnya.

Kasus BN.1 dilaporkan terdeteksi pertama kali di India pada akhir Juli 2022. Selanjutnya, sejumlah negara telah melaporkan mutasi baru Covid-19 yakni, Amerika Serikat, Inggris, Austria dan Australia. Adapun kasus orang positif BN.1 pertama kali terdeteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022, dan ada 20 kasus tersebar di Indonesia.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI