Pagar Nusa Sebut Bom Bunuh Diri Peringatan Bahayanya Kelompok Radikal

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 08 Desember 2022 | 18:08 WIB
Ilustrasi bom/ Pixabay
Ilustrasi bom/ Pixabay

SinPo.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Muchamad Nabil Haroen menyebut bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat (Jabar), sebagai peringatan bagi semua pihak di Tanah Air. Teror bom bukti bahayanya paham radikal.

"Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar menjadi peringatan kita semua, tentang bahaya kelompok radikal," kata Nabil kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2022.

Dia menilai program deradikalisasi yang digaungkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum cukup efektif memitigasi pergerakan teroris. Menurut Nabil, BNPT membutuhkan strategi baru untuk mencegah paham radikal meluas.

"Program deradikalisasi pemerintah sudah berlangsung lama, tapi belum cukup efektif untuk mitigasi. Maka, harus ada strategi baru," kata dia.

Nabil juga memandang mitigasi teror diperlukan guna menekan paham ekstrem di Indonesia. BNPT maupun Polri perlu bekerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas) yang konsern dengan keamanan dan punya jaringan luas.

Nabil mengatakan tindakan terorisme seperti halnya rumput yang bisa tumbuh di tanah mana saja. Paham radikal akan tetap tumbuh jika akarnya tidak dicabut.

"Maka, amat sangat penting dukungan kita kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas hal ini hingga akarnya," ujarnya.

Anggota Komisi IX ini mengutuk keras bom bunuh diri tersebut. Dia menegaskan bom bunuh diri tindakan pengecut yang mencederai nilai-nilai dan norma-norma dalam berbangsa dan beragama.

"Sebagai masyarakat bangsa yang dibesarkan oleh keberagaman, wajib hukumnya kita mendukung penuh penegak hukum untuk mengusut tuntas pelaku, motif, dan jaringan pengeboman hingga ke akar-akarnya," tegas dia.

 sinpo

Komentar: