Pansus Sisnas Iptek Kunjungi Jepang Guna Pelajari Hal Ini

Laporan:
Sabtu, 18 November 2017 | 23:36 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Tokyo, sinpo.id - Pansus RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) tengah melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Jepang, untuk belajar mengenai tata kelola riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Mereka belajar kebijakan riset iptek ke Jepang dari tanggal 14-20 November.

Marlinda Irwanti yang merupakan Ketua Rombongan Pansus RUU Sisnas Iptek mengatakan, kunjungan pansus bermaksud untuk mempelajari bagaimana negara Jepang membuat tata kelola dan mekanisme koordinasi riset iptek antara lembaga riset atau perguruan tinggi, industri dan Pemerintah sebagai regulator. Sehingga, riset iptek dapat menghasilkan invensi dan inovasi yang bisa diserap oleh dunia bisnis dan industri sekaligus memberikan manfaat dan mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Secara umum untuk belajar tata kelola dan mekanisme koordinasi riset iptek antara lembaga riset, industri dan Pemerintah sebagai regulator,” ungkapnya kepada sinpo.id

Dalam Kunker ke Jepang ini, rombongan diketuai oleh Marlinda Irwanti dari P Golkar dengan anggota antara lain, Andi Yuliani Paris dan Kuswiyanto dari PAN, Doni Maryadi Oekon dari PDIP, Hasnuryadi Sulaiman dari P Golkar, Aryo PS Djojohadikusumo dan Harry Poernomo dari P Gerindra, Andi Jamaro Dulung dari PPP, Kresna Dewanata Phrosakh dari P Nasdem, dan Dadang Rusdian dari P Hanura.

Beliau melanjutkan, dalam kunjungan selama satu pekan tersebut, Pansus RUU Sisnas Iptek telah mengajukan 12 pertanyaan isu strategis ke pihak Jepang, termasuk beberapa tempat yang dikunjungi. Ia menyampaikan, rombongan Pansus RUU Sisnas Iptek mengunjungi Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan  dan Teknologi Jepang, Tokyo University, Chiba University, Science Council of Japan, dan KBRI Jepang.

"Dalam kunjungan ini kami mendapatkan beberapa masukan, diantaranya, lembaga riset atau perguruan tinggi di Jepang bersinergi dengan research and development center yang dimiliki perusahaan swasta, dan mampu menghasilkan teknologi yang tepat sasaran, penerapan scientific method, serta proses industrialisasi yang cepat dan mereka mendapat dukungan anggaran yang besar dari pemerintah, yakni 3.5 persen dari PDB Jepang, sementara Indonesia hanya 0.2 persen dari PDB,” ungkapnya.

Seperti yang disampaikan perwakilan MEXT, Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan  dan Teknologi Jepang, industri-industri besar di Jepang berinvestasi ke perguruan tinggi atau lembaga riset dalam bentuk venture capital untuk mendanai manajemen dan riset yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, budaya riset di Jepang yang sudah maju juga harus ditiru oleh kita sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi dengan orientasi kurikulum yang bermuatan dan responsif terhadap riset.

Menurutnya, hasil dari Kunker ini akan dijadikan referensi dan pertimbangan anggota pansus untuk penyempurnaan substansi RUU Sisnas Iptek

"Saat ini tim kunker ke Jepang masih berlangsung menyelesaikan agenda pertemuan dengan beberapa mitra dari Jepang, dan laporan resmi kegiatan secara detail akan disampaikan ke publik melalui media yang dimiliki DPR," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI