Anak di Palembang Wafat Setelah Suntik Vaksin, Komisi IX DPR Desak Menkes Lakukan Investigasi

Laporan:
Kamis, 16 November 2017 | 19:29 WIB
Foto: Ilustrasi - Istimewa
Foto: Ilustrasi - Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Jumiarni, seorang anak berusia delapan tahun meninggal dunia usai mendapat suntik vaksin anti-tetanus di sekolahnya dari Puskesmas setempat. Hingga kini belum diketahui apa penyebab kematian anak sekolah dasar tersebut.

Pihak keluarga mencurigai adanya unsur kelalaian dari petugas Puskesmas saat memberikan vaksin kepada Jumiarni.

Meisyah, Ibu korban mengaku hingga kini belum mendapatkan respon apapun dari Puskesmas tersebut. "Ini pasti ada unsur kelalaian dari Puskesmas. Kami akan melaporkan ke pihak berwajib," kesah Meisyah, Rabu (15/11/2017).

Keganjalan berawal saat Jumiarni pulang dari sekolahnya usai mendapatkan suntik vaksin. Ia mengeluhkan sakit di lengannya. Sang Ibu pun langsung membawanya ke kamar untuk beristirahat.

Saat di kamar, Jumiarni tak sadar jika dirinya buang air kecil, katanya tidak terasa. Lalu setelah itu pembengkakan terjadi di kakinya. Melihat hal demikian Meisyah langsung membawa buah hati tercinta ke rumah sakit.

Sayangnya, nyawa Jumiarni tak tertolong dan menghembuskan napas terakhirnya. "Kami sungguh sangat kehilangan," sesal Meisyah.

Menyikapi kejadian ini, Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf menyampaikan rasa bela sungkawanya yang mendalam atas kepergian Jumiarni.

Dede mengatakan bahwa vaksin tersebut sebenarnya sudah diuji klinis dan diapprove aman. Namun jika ada hal yang diduga menjadi masalah, tentunya harus segera diselidiki dan diusut.

"Karena kita belum ada bukti dari mana masalah itu bisa terjadi. Apakah human eror, atau vaksin eror," ungkapnya melalui pesan singkatnya kepada sinpo.id, Kamis.

Sementara itu anggota Komisi IX, Nihayatul Wafiroh meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk segera melakukan investigasi terhadap penyuntikan vaksin ini.

"Berita kematian anak pasca penyuntikan vaksin bukan hanya sekali ini. Karenanya Kemenkes harus segera menginvestigasi dan memastikan kualitas vaksin dan proses penyuntikan vaksin sesuai prosedur," tegasnya kepada sinpo.id.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI