Taliban Larang Wanita Kunjungi Taman Hiburan di Kabul

Laporan: Bayu Primanda
Jumat, 11 November 2022 | 12:46 WIB
Suasana taman hiburan di Kabul Afghanistan sebelum Taliban berkuasa/Dok: BBC
Suasana taman hiburan di Kabul Afghanistan sebelum Taliban berkuasa/Dok: BBC

SinPo.id -  Taliban secara resmi melarang wanita mengunjungi semua taman yang berada di ibukota Kabul, Afghanistan. Larangan ini berlaku untuk semua ruang terbuka publik di seantero ibukota.

Seorang juru bicara Kementerian Kebajikan Afghanistan mengatakan kepada BBC, bahwa para pengelola taman-taman di ibu kota telah diberitahu untuk tidak mengizinkan perempuan berada di taman.

Aturan ini mendapat sorotan miring dari dunia internasional, dimana hak dan kebebasan perempuan di negeri tersebut telah sangat dibatasi sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021 lalu.

Penerapan pembatasan wanita berkunjung ke taman dilakukan secara bertahap di bawah Taliban. Pada awalnya, wanita diizinkan untuk mengunjungi taman pada tiga hari dalam sepekan yakni hari Minggu, Senin, dan Selasa. Sementara laki-laki pada empat sisanya.

Tapi sekarang wanita sama sekali tidak akan diizinkan, bahkan jika ditemani oleh kerabat pria sekalipun.

"Kami melakukan ini karena dalam 15 bulan terakhir, terlepas dari upaya kami, orang-orang pergi ke taman dan tidak menghormati hukum Syariah," Mohammed Akif, juru bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, mengatakan kepada BBC.

“Pembatasan itu untuk semua wanita, baik dengan atau tanpa mahram (pengiring pria),”jelas Akif.

Larangan terhadap wanita meluas ke taman hiburan yang biasanya memiliki wahana seperti mobil-mobilan atau kincir ria, dan tempat keluarga berkunjung bersama anak-anak mereka.

Memang sejauh ini aturan itu hanya berlaku di ibu kota saja. Tetapi di masa lalu aturan seperti itu akhirnya diterapkan di seluruh negeri.

Di bawah Taliban, wanita di Afghanistan telah mengalami serangkaian pembatasan atas kebebasan mereka. Sejumlah perempuan dipukuli karena menuntut hak-hak mereka.

Wanita dilarang melakukan perjalanan jarak jauh tanpa pendamping pria.

Sementara beberapa perempuan masih bekerja di sektor-sektor seperti kesehatan dan pendidikan, sebagian besar diberitahu untuk tidak pergi bekerja setelah Taliban kembali berkuasa.

Pada bulan Mei sebuah dekrit disahkan yang memerintahkan perempuan untuk mengenakan cadar di depan umum, meskipun beberapa di daerah perkotaan masih terlihat gagal untuk mematuhinya.

Taliban telah bersumpah tidak akan ada penindasan brutal terhadap perempuan seperti ketika mereka pertama kali berkuasa pada 1990-an.

Mereka mengatakan bahwa mereka sekarang menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan hukum Syariah, dan tidak menentang perempuan yang berpendidikan atau memiliki pekerjaan.

Tetapi para diplomat Barat telah mengindikasikan kepada Taliban bahwa mereka bakal melanjutkan pendanaan untuk Kabul dalam menghadapi krisis ekonomi sepanjang Taliban memperlakukan kaum wanita Afghanistan dengan baik.
sinpo

Komentar: