Kasus Stunting di Indonesia, Anggota Komisi IX DPR: Sanitasi dan Air Bersih Masih Buruk

Laporan: Sinpo
Selasa, 08 November 2022 | 03:23 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Bonu Wulla. Foto: Geraldi/Man
Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Bonu Wulla. Foto: Geraldi/Man

SinPo.id -  Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Bonu Wulla menilai persoalan stunting tidak akan selesai jika penanganan sanitasi dan air bersih masih buruk. Ia mencontohkan kasus krisis akses air bersih yang ada di Daerah Pemilihannya (Dapil) Nusa Tenggaran Timur II.

Hal itu disampaikan Ratu Ngadu dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan, Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Rapat tersebut membahas strategi penguatan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta evaluasi pelaksanaan penanganan stunting.

"Ketika ada air, masyarakat berpikir mau cuci tangan atau mau minum. Mereka rela untuk minum daripada cuci tangan. Ketika makan juga otomatis tidak dalam keadaan bersih dan sehat. Ini jadi persoalan ya pak," ujarnya, Senin 7 November 2022.  

Untuk itu, Politisi Fraksi Partai NasDem ini mendukung Kemenkes untuk bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam mengatasi permasalahan air bersih, sanitasi, serta rumah tidak layak huni. Ia menilai, rumah layak huni sangat penting dan juga berpengaruh terhadap persoalan stunting.

"Saya sangat geregetan ya. Di daerah saya itu sangat kurang sekali perhatian atau intervensi yang dilakukan. Apalagi terkait rumah layak huni. Ini masih sangat terbatas.  Jadi, kita berteriak. Kita lakukan seruan moral. Kita lakukan kampanye stunting, tapi kalau masyarakat hidup di tempat yang tidak layak, juga menjadi persoalan," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Ratu meminta Kemenkes dan stakeholder terkait untuk lebih menggaungkan lagi persoalan stunting ini. Sebab, lanjut Ratu, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti apa itu stunting. Sehingga, menurutnya program sebaik apapun, tidak akan efektif jika masyarakat sendiri belum mengerti apa itu stunting.

"Mungkin gaungnya lebih dibesarkan atau dibuat kampanye besar-besaran sehingga bisa membuka mata masyarakat. Karena bicara stunting, ketika anak-anak di daerah saya ditanya apa itu stunting? (Mereka menjawab) Stunting itu salah satu destinasi wisata, banyak yang ketawa. Itu pemahaman stunting yang mereka ketahui," jelas Legislator Dapil NTT II tersebut.sinpo

Komentar: