Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Brazil-Indonesia-Kongo Bentuk Aliansi Konservasi Hutan Hujan
SinPo.id - Tiga besar negara hutan hujan tropis Brazil, Indonesia dan Republik Demokratik Kongo (DRC) sedang dalam pembicaraan untuk membentuk aliansi strategis mengkoordinasikan konservasi hutan hujan yang dijuluki “OPEC untuk hutan hujan”. Pasalnya, ketiga negara yang tergabung dalam aliansi tersebut, merupakan rumah bagi 52 persen hutan tropis primer dunia yang tersisa, dan sangat penting untuk dilindungi agar terhindar dari bencana iklim.
Presiden terpilih Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva, juga tengah memperjuangkan nol deforestasi di Amazon yang hampir mencapai titik kritis, dengan mendorong negara-negara maju untuk mendanai konservasi negara-negara hutan hujan.
“Presiden terpilih sudah bekerja dengan DRC dan Indonesia untuk melindungi semua hutan tropis di planet ini. Dia juga berkomitmen untuk mencapai nol deforestasi di Amazon Brasil selama masa kepresidenannya,” kata Ketua Panel Sains untuk Amazon (SPA), Carlos Nobre, dilansir dari The Guardian, Minggu 6 November 2022.
Menanggapi hal itu, Direktur Kampanye Situs Aktivis Avaaz, Oscar Soria mengatakan, kesepakatan di antara negara-negara hutan hujan untuk beraliansi dapat menjadi langkah yang menjanjikan, selama masyarakat adat dan komunitas lokal dikonsultasikan sepenuhnya dalam proses dan hak mereka.
“Ketiga ekosistem ini sangat penting untuk stabilitas ekologi dunia, dan jawaban agar hutan ini berkembang ada pada orang-orang yang tinggal di dalamnya," kata Soria.
Sementara Walikale Adat dari provinsi Kivu Utara DRC, Joseph Itongwa Mukumo, mengatakan aliansi apa pun harus tetap mengakui peran yang dimainkan masyarakat adat dalam melindungi hutan.
“Usulan untuk melestarikan hutan tropis yang gagal melindungi hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal di hutan Afrika, Amerika Latin dan Indonesia, tidak akan berhasil," kata Mukumo menegaskan.
Namun, terlepas dari kesepakatan tersebut, data dari Global Forest Watch telah menunjukkan bahwa Brazil, DRC, dan Indonesia termasuk di antara lima negara teratas yang kehilangan hutan primer pada tahun 2021, dengan 11,1 juta hektar tutupan pohon di daerah tropis.