Pemprov DKI Canangkan Layanan Transportasi Ramah Perempuan dan Anak di LRT
SinPo.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui BUMD, PT LRT Jakarta serta Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI mencanangkan komitmen pelayanan transportasi ramah perempuan dan anak.
Hal ini dilakukan melalui kegiatan kolaboratif bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia di Stasiun LRTJ Velodrome, Jakarta Timur, pada Minggu 30 Oktober 2022.
Direktur Utama PT LRT Jakarta, Hendri Saputra mengatakan, penandatanganan komitmen melalui peluncuran Call Center Pos SAPA ini diharapkan bisa menjaga LRT menjadi moda transportasi publik yang ramah perempuan dan anak.
"Ini merupakan fase penting layanan. Kami berharap dukungan semua pihak," kata Hendri dalam keterangannya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Tuty Kusumawati berharap berbagai upaya kolaboratif yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dapat mencegah dan meniadakan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di ruang publik, khususnya pada transportasi umum LRT Jakarta.
"Sekaligus kita berkampanye bersama untuk mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan maupun anak di ruang-ruang publik, utamanya kali ini adalah di transportasi umum LRT Jakarta," katanya.
Tuty mengatakan, kesempatan ini tentu merupakan kolaborasi yang akan terus ditingkatkan di kemudian hari, untuk menghadirkan transportasi publik yang aman dan nyaman terutama bagi perempuan dan anak.
"Kita tidak terbatas di sini saja, kami akan kampanye terus," tuturnya.
Selain itu, Tuty menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta telah membentuk Pos Pelayanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) Transportasi Publik pada 3 (tiga) BUMD Jakarta sebagai upaya mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni di MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta.
"Untuk di DKI Jakarta pada beberapa waktu yang lalu sudah dibentuk Pos SAPA di 3 BUMD operator transportasi umum, yakni di LRT di 6 stasiun, di MRT di 11 stasiun, dan di Transjakarta," kata Tuty.
"Awalnya Transjakarta menjalankan di 23 halte dan sekarang sudah diperbanyak lagi menjadi 50 halte. Seluruh petugasnya dilatih dan tentu menggunakan standar," jelasnya.