Komnas HAM Beberkan Alasan Kirimi FIFA Surat Terkait Petaka Kanjuruhan
SinPo.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yakin terdapat pelanggaran HAM pada petaka yang menewaskan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 lalu.
Atas dasar itu, Komnas HAM mengirimkan surat kepada federasi sepakbola dunia atau FIFA untuk menuntut komitmennya berdasarkan Independent Human Right Advisory Board yang dibentuk tahun 2017.
"Ini penting karena kami sudah mengecek beberapa dokumennya FIFA menghormati HAM dan ini penting juga bagaimana kemudian komitmen dan pelaksanaan dari komitmen tersebut," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin 24 Oktober 2022.
Beka mengatakan, alasan lain kenapa Komnas HAM mengirimkan surat kepada FIFA adalah karena PSSI sebagai lembaga sepakbola di tanah air, merupakan anggota dari FIFA. Selain itu PSSI juga mengadopsi FIFA.
Alasan lain, lanjut Beka yaitu Komnas HAM RI adalah salah satu lembaga HAM yang memiliki akreditasi A. Karena hal itu, Komnas HAM memiliki kewenangan atau kuasa untuk melakukan intervensi langsung kepada PBB terkait kejadian-kejadian yang ada di tanah air.
"Saya kira konsen besar kita terhadap tragedi kemanusiaan kanjuruhan ini menjadikan komnas HAM mencoba untuk mencari mekanisme-mekanisme yang memungkinkan supaya tragedi di kanjuruhan bisa tuntas peristiwanya, dapat keadilan untuk para korban, bagi keluarga korban dan kita semua bisa memperbaiki tata kelola persepakbolaan di Indonesia," ujar Beka.
Sementara itu, Komisioner Bidang Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, memberikan waktu kepada FIFA sampai 28 Oktober 2022 untuk memberikan tanggapan atas surat yang telah dikirimkan.
"Kami memberikan kesempatan FIFA untuk memberikan tanggapan sampai Jumat 28 Oktober 2022 terkait pertanyaan ini. Karena basis pertanyaan ini adalah pendalaman terhadap regulasi yang ada di FIFA sendiri di PSSI maupun pendalaman sampai hari ini yang kami temukan," ucap Anam menegaskan.
"Jadi ada penekanan-penekanan terkait mekanisme sangsi, mekanisme adopsi dan sebagainnya. Jadi batasannya sampai jumat dan semoga kita bisa jumat itu maksimal bisa menerima atau sudah berinteraksi dengan FIFA untuk mendapatkan berbagai keterangan," tandasnya.
Menurut Anam, pentingnya peristiwa ini tidak hanya penting bagi korban di Malang tapi juga penting bagi sepak bola Indonesia dan penting bagi komitmen FIFA terhadap HAM.