Konservasi Pari Manta Jadi Wisata Bahari Terpopuler Nomor 3 di Dunia
SinPo.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan konservasi Pari Manta, telah meningkatkan ekonomi Indonesia melalui wisata bahari yang menempati peringkat 3 di dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, yang menyatakan Wisata Pari Manta membawa dampak ekonomi langsung lebih dari USD15 juta atau sekitar Rp230 miliar per tahun.
"Nilai Pari Manta ketika mereka dimanfaatkan dan digunakan secara berkelanjutan untuk pariwisata, nilainya sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp15,4 miliar," kata Victor, dikutip Senin 17 Oktober 2022.
Salah satu lokasi destinasi wisata Pari Manta tersebut berada di Laguna Wayag yang memainkan peranan penting bagi pengembangan wisata bahari Indonesia.
Selain itu, dampak positif dari pengelolaan kawasan konservasi juga sudah mulai terlihat, karena populasi manta karang di Raja Ampat bertumbuh sekitar 8 persen per tahun sejak 2009.
"Populasi manta pertama dan satu-satunya di seluruh dunia yang dilaporkan tumbuh dan berkembang. Tidak seperti kebanyakan populasi yang sebagian global sedang menurun," ungkapnya.
Pasalnya, kata Victor, konservasi yang dikelola dengan baik telah berdampak positif pada pelestarian dan peningkatan kondisi sumber daya hayati serta menyediakan habitat yang aman bagi populasi spesies yang terancam punah, termasuk pari manta.
Dengan keberhasilan konservasi tersebut, Raja Ampat diumumkan juga menjadi lokasi pengasuhan Pari Manta pertama di dunia yang terkonfirmasi berada di Laguna Wayag.
Kemudian ditetapkan juha sebagai Kawasan Konservasi Nasional melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32 tahun 2022, sebagai salah satu strategi andalan Indonesia dalam memulihkan kelautan dan ekosistem perairan.

