Kemenlu Berkoordinasi dengan Otoritas AS untuk Pulangkan Jenazah WNI yang Ditembak di Texas

Laporan: Sinpo
Rabu, 12 Oktober 2022 | 21:51 WIB
Novita Kurnia Putri, WNI yang ditembak di Texas/ Istimewa
Novita Kurnia Putri, WNI yang ditembak di Texas/ Istimewa

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Novita Kurnia Putri yang menjadi korban salah tembak di Texas, Amerika Serikat (AS). Kemenlu juga telah berkomunikasi dengan sejumlah otoritas di AS.

"Konjen kita, Houston, sudah langsung melakukan komunikasi, baik dengan otoritas setempat, dalam hal ini dengan pihak polisi, dengan secretary of state," kata Retno dalam keterangannya seperti dikutip, Rabu 12 Oktober 2022.

Kementerian luar negeri, sambung Retno, juga melakukan komunikasi dengan pihak keluarga Saat ini KJRI Houston juga membantu proses pemulangan jenazah Novita Kurnia Putri.

"Dari sejak awal KJRI Houston sudah berusaha sudah bergerak untuk membantu dan melakukan komunikasi dengan otoritas setempat," ujar dia.

Lebih jauh Retno meminta penegak hukum setempat untuk melakukan investigasi kasus penembakan terhadap perempuan asal Jawa Tengah itu. Dia berharap kasus ini dapat diusut dengan seadil-adilnya.

"Tentunya yang kita harapkan adalah ya seadil-adilnya, prinsip keadilan harus menjadi spirit dari investigasi yang dilakukan," katanya.

Diberitakan sebelumnya,  Seorang warga negara Indonesia menjadi korban penembakan di Bexar County, Texas, Amerika Serikat. Korban bernama Novita Kurnia Putri (25), asal Semarang, Jawa Tengah.

Dilansir dari NBC, Novita diduga menjadi korban salah sasaran saat terjadi insiden penembakan. Pelaku diketahui berjumlah dua orang dan masih berusia 14, serta 15 tahun.

Sheriff Bexar County Javier Salazar mengatakan, penembakan terjadi pada 4 Oktober sekitar pukul 01:30 waktu setempat. Saat itu, deputi tengah berpatroli di sana mendengar serangkaian tembakan dan melihat sebuah kendaraan melarikan diri dari daerah itu dengan kecepatan tinggi.

Saat dihentikan, dalam kendaraan tersebut ada dua tersangka, masing-masing berusia 14 dan 15 tahun, dibekuk. Kedua remaja itu didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama serta penyerangan dengan senjata mematikan.

"Saya tidak berpikir mereka menunjukkan penyesalan apapun," kata Salazar.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI