Kerap Berganti Kurikulum, Bamsoet: Menunjukkan Indonesia Belum Miliki Roadmap Pendidikan

Laporan: Sinpo
Selasa, 11 Oktober 2022 | 19:31 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo/ Instagram Bamsoet
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo/ Instagram Bamsoet

SinPo.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, bahwa saat ini MPR RI sedang menyiapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) untuk memastikan banga Indonesia siap menghadapi Society 5.0 sekaligus siap menyambut Indonesia Emas 2045. Di dalam PPHN dijelaskan target capaian dari berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan

"Sehingga tidak lagi terjadi setiap kali ganti pemerintahan atau ganti menteri, menyebabkan ganti kurikulum pendidikan yang justru membuat tenaga pendidik dan peserta didik menjadi kebingungan. Seringkalinya terjadi pergantian kurikulum menandakan bahwa bangsa kita belum memiliki roadmap pendidikan yang terarah, yang bisa dilaksanakan oleh siapapun yang memimpin Indonesia," ujar Bamsoet di Universitas Jayabaya, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2022.

Menurut Bamsoet, generasi muda merupakan aset, potensi, dan investasi penting bagi bangsa dan negara untuk melangkah menuju kemajuan peradaban. Terlebih saat ini bangsa Indonesia telah menapakan kaki pada fase bonus demografi pada 2030, dimana komposisi demografi didominasi penduduk usia produktif yang mayoritasnya adalah generasi muda.

"Yayasan Indonesia Forum dalam Visi Indonesia 2030 memproyeksikan kekuatan ekonomi Indonesia mencapai posisi lima besar dunia pada tahun 2030, di saat kita berada pada posisi puncak bonus demografi. Tingkat pendapatan perkapita mencapai 18.000 US dollar per tahun, terbesar kelima setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa," jelasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, berbagai proyeksi tersebut menggambarkan besarnya potensi kekuatan perekonomian nasional. Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara-negara yang telah sukses mengoptimalkan periode bonus demografi, seperti Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang.

"Kunci keberhasilan negara-negara tersebut dalam memanfaatkan bonus demografi adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Sehingga ketika berada pada fase bonus demografi keberlimpahan penduduk usia produktif bertransformasi menjadi sumberdaya pembangunan yang tidak hanya memiliki daya saing, kreatif dan inovatif, namun juga memiliki karakter dan wawasan kebangsaan," terangnya.

Lebih jauh Bamsoet mengakui, untuk menyiapkan kelompok muda yang berwawasan kebangsaan bukan yang mudah. Mengingat modernitas zaman di mana lompatan kemajuan teknologi berpacu dengan derasnya arus globalisasi, serta kenyataan bahwa landscape ideologi, politik, dan ekonomi global yang dinamis, penuh dengan disrupsi dan kompetisi.

"MPR senantiasa berupaya membangun 'benteng ideologi', melalui vaksinasi ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR RI, yang terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI