Jangan Pendam Sendiri, Ini Saran Psikolog untuk Kelola Stres

Laporan: Sinpo
Senin, 10 Oktober 2022 | 19:33 WIB
Ilustrasi stres/ Pixabay
Ilustrasi stres/ Pixabay

SinPo.id - Stres dapat dialami oleh siapapun. Banyak faktor yang mendorong tingkat stres menjadi sangat tinggi.

Kondisi keluarga, tekanan pekerjaan, hingga masalah percintaan dapat menyebabkan stres. Celakanya, stres saat ini juga kerap dialami oleh anak muda.

Psikolog klinis Anggiastri Hanantyasari Utami meminta agar masyarakat mencari jalan untuk menurunkan kadar stres, seperti liburan atau bersantai. Namun bila tak dapat meredakan sendiri, stres harus dikonsultasikan kepada profesional

"Cari bantuan profesional jika kita merasa tidak mampu mengatasi stres yang terjadi secara mandiri," kata Anggiastri seperti dilansir Antara.

Anggiastri menyarankan agar mencoba aktivitas baru serta menjalankan hobi. Hal ini sangat berperan untuk membantu mengelola stres.

Selain itu, dia juga menyebutkan, pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan terpenuhinya kebutuhan dasar, yakni tercukupinya asupan gizi, istirahat cukup, dan melakukan olah raga secara rutin. Pola hidup tidak sehat seperti kurang tidur, malas bergerak, dan terlalu sering mengkonsumsi makanan-makanan tidak sehat secara berlebihan seperti alkohol dan makanan yang berpotensi menyebabkan penyakit.

"Setelah hal-hal dasar ini terpenuhi kita bisa mencoba untuk menyempatkan diri terkoneksi dengan lingkungan sosial yang sehat, baik itu bertemu secara langsung maupun melakukan komunikasi jarak jauh," jelas dia.

Lebih lanjut Anggiastri juga mengimbau agar masyarakat jangan menarik diri secara berlebihan dari lingkungan. Menarik diri secara berlebihan dari lingkungan justru akan membuat makin dalam masuk ke jurang stres itu sendiri.

Dia juga menyarankan untuk tidak terlalu sering mengakses gawai. Kemajuan teknologi memang memberikan dampak pada kemudahan informasi dan hiburan, namun terlalu banyak menggunakan gawai akan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

"Misalnya dengan terus menerus terpapar pada hal yang memicu stres," kata dia.

Salah satu dampak keterbukaan informasi, kata Anggiastri, justru kerap membuat seseorang membanding-bandingkan dirinya dengan kondisi ideal versi media sosial. Penanganan stres berkelanjutan juga harus dikonsultasikan pada profesional, agar tak salah penanganan.

"Padahal belum tentu gejala-gejala yang muncul adalah symptom dari gangguan psikologis tertentu. penegakan diagnosa pada seseorang memerlukan serangkaian pemeriksaan terstruktur," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI