Psychologie dari orang Inggris
SinPo.id - Koran Sin Po terbitan 9 Oktober 1926 artikel tentang psikologi Inggris terhadap orang Tiongkok. Tulisan itu meyebut sikap Inggris yang selalu menghina Tiongkok, maklum kala itu salah satu wilayah Tiongkok masuk jajahan Inggris.
“Tapi boeat banjak otak Inggris apa jang terang boeat manoesia biasa roepa-roepanja masi boetek dan gelap. Sabagian besar (boleh bilang sadja semoea) koran Inggris jang terbit di Tiongkok ada loear biasa poenja koerang adjar, dan iaorang poenja brutaliteit tida lebih dari brutaliteit dari andjing jang merasa dirinja dilindoengin oleh baleh di bawah mana ia mengoempet.” tulis artikel itu.
Orang jang perhatiken pers Inggris di Tiongkok, jalah boea otak Inggris, moesti djadi sangsi apa ia lagi hadepken pikirannja orang normaal atawa ia lagi hadepken satoe „hospital case”.
Apa jang anak ketjil biasa jang normal mengarti, roepa-roepanja tida dimengarti oleh Inggris. Kaloe kita bertingka dan olo-olo atawa mangkak, itoe tentoe sadja djadi dibentji. Dan kaloe kita ambil sikep bermoesoe pada orang laen, orang laen tentoe sadja ambil sikep bermoesoe djoega pada kita.
Ini ada begitoe terang boeat orang jang normaal, hlngga tida oesa dibitjaraken lagi seperti djoega orang troesa mengobrol tentang orang tentoe basa kaloe mandi di aer.
Tapi boeat banjak otak Inggris apa jang terang boeat manoesia biasa roepa-roepanja masi boetek dan gelap.
Sabagian besar (boleh bilang sadja semoea) koran Inggris jang terbit di Tiongkok ada loear biasa poenja koerang adjar, dan iaorang poenja brutaliteit tida lebih dari brutaliteit dari andjing jang merasa dirinja dilindoengin oleh baleh di bawah mana ia mengoempet.
Boeat itoe journalist-journalist Inggris itoe kolong baleh, ada Itoe „hak exterritorialiteit”, sebab iaorang taoe ia poenja batang leher toch tida bisa ditjekal oleh pembesar Tionghoa, hingga Itoe toean-toean jang gaga perkasa djadi „brani” dan mangkak boekan maen.
Tapi sabegitoe lekas hak exterritorialiteit ditjaboet, dan oepama kata batang lehernja journalist Inggris jang paling brutaal dibikin poetoes oleh golok algodjo dari pengadilan Tiongkok, itoe sekalian sarapa tida aken brani ngak atawa ngik lagi.
Orang barangkali maoe bilang kita goenaken oetjapan oetjapan terlaloe keras boeat itoe machloek-machloek berkoelit poeti, tapi kaloe orang liat bagimana koerang adjar dan brutaalnja iaorang brani menoelis atawa mendjoesta tentang Tiongkok dan bangsa Tionghoa, perkatahan jang io kail lebih keras, masi kliwat manis boeaf itoe matjem machloek.
Jang moesti dinamaken abnormaal, jalah jang iaorang brani heran jang iaorang dibentjl dan digedak oleh bangsa Tionghoa.