Petaka Kanjuruhan, KPAI: Terlalu Berisiko Membawa Anak dalam Kerumunan

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 03 Oktober 2022 | 08:47 WIB
Anak yang jadi korban di petaka Kanjuruhan/ kliktimes
Anak yang jadi korban di petaka Kanjuruhan/ kliktimes

SinPo.id - Ratusan orang tewas dalam petaka yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang. Dari ratusan korban, 17 di antaranya masih di bawah umur, dan tujuh anak lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Menanggapi hal itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan, membawa anak-anak dalam kerumunan massa sangat berisiko, terutama di malam hari.

"Ada kerentanan bagi anak-anak saat berada dalam kerumunan, karena kita tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam kerumunan tersebut," kata Retno dalam keterangan persnya, Senin 3 Oktober 2022.

Namun, pihaknya tak menyalahkan para orangtua yang membawa anak mereka untuk menyaksikan pertandingan sepak bola, karena masyarakat juga membutuhkan hiburan setelah dua tahun melalui pandemi.

Meski demikian, Retno menyesalkan adanya penggunaan gas air mata yang ditembakkan aparat ke tribun. Pasalnya, gas air mata sangat fatal untuk anak.

Gas air mata dapat menimbulkan efek terbakar di kulit, rasa perih di mata dan di tenggorokan, hingga membuat pernafasan terasa seperti tercekik. Jika serbuk tersebut masuk ke paru-paru, dapat menimbulkan sesak nafas.

“Itulah mengapa penggunaan gas Air mata tersebut dilarang oleh FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19, yang menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion," paparnya.

Sebelumnya, panitia memang sudah mengkhawatirkan pertandingan tersebut dan meminta agar pertandingan dapat diselenggarakan sore hari untuk meminimalisir risiko. Namun ditolak oleh penyelenggara Liga 1.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI