Selesaikan Misi Dart, Pesawat Ruang Angkasa NASA akan Menabrak Asteroid Besok

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 25 September 2022 | 21:11 WIB
Pesawat ruang angkasa (SinPo.id/Dok NASA)
Pesawat ruang angkasa (SinPo.id/Dok NASA)

SinPo.id - Dalam rangka menyelesaikan misi Double Asteroid Redirection Test (DART), pesawat ruang angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dilaporkan akan menabrak asteroid, pada hari Selasa dini hari.

Pesawat roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California, senilai USD 330 juta tersebut diperdiksi akan hancur berkeping-keping setelah menabrak asteroid sekitar 11 juta kilometer di atas Samudra Hindia untuk melindungi bumi.

Astronom sekaligus anggota tim investigasi NASA untuk misi Dart di Queen's University Belfast, Proffesor Alan Fitzsimmons, mengatakan misi Dart atau atau uji pengalihan asteroid ganda, merupakan sebuah eksperimen.

Misi tersebut dilakukan untuk mencari tahu apakah asteroid dapat dibelokkan agar tidak bertabrakan dengan Bumi, dan mencegah terjadinya Armageddon, menyelamatkan manusia dari kepunahan seperti pada masa Dinosaurus.

“Ini adalah permainan biliar kosmik yang sangat rumit, yang ingin kami lakukan adalah menggunakan energi sebanyak mungkin dari Dart untuk menggerakkan asteroid," kata Fitzsimmons, dilansir dari The Guardian, Minggu 25 September 2022.

Seorang mahasiswa PhD di Universitas Warwick yang juga merupakan ilmuwan, Catriona McDonald, berharap dapat mengetahui apakah sebuah asteroid dapat menciptakan sebuah bencana atau masalah yang sangat besar.

“Jika kita dapat mengetahui lebih dulu bahwa asteroid mungkin menjadi masalah, maka mendorongnya keluar dari jalur akan jauh lebih aman dibandingkan dengan ide besar Hollywood untuk meledakkannya,” kata McDonald.

Astronom dan anggota tim sains misi Dart di Universitas Edinburgh, Proffesor Colin Snodgrass, mengatakan target dari teknologi defleksi Asteroid ini adalah Dimorphos, batuan selebar 160 meter yang mengorbit asteroid kedua yang lebih besar yang disebut Didymos.

Ketika Dart bertabrakan, dampaknya tidak akan lebih dari mengangkat puing dengan memperlambat Dimorphos, dan dianggap tidak memberikan dampak yang berbahaya.

“Kami hanya mengubah orbitnya di sekitar asteroid yang lebih besar, kami tidak mengubah orbitnya mengelilingi matahari. Jadi Dimorphos tidak bisa datang ke Bumi," ungkap Snodgrass.

Selain itu, para ilmuwan juga telah memasang teleskop baru di Turkana Basin Institute di Kenya utara untuk memantau seberapa banyak Dimorphos telah diperlambat, dilihat dari kecerahan Didymos, yang sedikit meredup setiap kali Dimorphos melintas di depannya untuk menyelesaikan satu putaran.

Dimorphos saat ini diketahui membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk mengorbit Didymos, dan diperkirakan akan memakan waktu beberapa menit lebih lama setelah Dart menyerang.

Sementara itu, para astronom masih terus melacak sekitar 30.000 asteroid dan komet yang melintas di dekat orbit Bumi. Namun, tak ada satu pun yang ukurannya sebanding dengan asteroid selebar 7 mil yang telah memusnahkan Dinosaurus pada 66 juta tahun yang lalu.

Meski demikian, asteroid dengan ukuran lebih kecil masih dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Seperti meteor yang meledak di atas Chelyabinsk di Rusia pada tahun 2013, yang memiliki lebar kurang dari 20 meter, tetapi dapat menciptakan gelombang kejut yang mengakibatkan 1.600 orang terluka.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI