PDIP: SBY Jangan Salahkan Jokowi Kalau AHY Gagal Jadi Capres 2024

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 18 September 2022 | 15:20 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono/Twitter: @SBYudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono/Twitter: @SBYudhoyono

SinPo.id -  Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto meminta Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak menyalahkan Presiden Joko Widodo bila  putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gagal jadi calon presiden (capres) pada Pemilu  2024.

Berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, partai atau koalisi partai yang berhasil memperoleh minimal 25 persen suara atau 20 persen kursi di DPR, dapat mengusung calon presiden dan wakil presiden.

Hal ini menjadi ganjalan bagi partai Demokrat yang hanya memiliki 7,77 persen sehingga harus ada partai lain yang mau berkoalisi.

"Bisa tidaknya Demokrat bisa mencalonkan AHY dalam pilpres jangan dijadikan indikator sebagaimana tuduhan adanya skenario Pemerintahan Pak Jokowi untuk berbuat jahat dalam Pemilu," ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 17 September 2022.

Hasto merespons atas pernyataan SBY soal adanya indikasi kecurangan Pemilu di 2024 mendatang.

Ia menuding kalau SBY saat berkuasa, diduga menggunakan dana dari hasil kenaikan BBM  saat ia menjadi Presiden untuk kepentingan pemilu.

"Menurut penelitian, SBY menggunakan dana hasil kenaikan BBM untuk kepentingan elektoral. Pada saat bersamaan terjadi politisasi hukum terhadap lawan politik Pak SBY,” ucapnya.

Apalagi, kata Hasto, SBY dulu sampai merekrut mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjadi pengurus partai Demokrat, dimana hal ini dinilai telah mencederai demokrasi.

"Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati, yang seharusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat," terang Hasto.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendengar kabar ada tanda-tanda bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan adil.

SBY mengatakan, karena adanya informasi tersebut, ia mesti turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.

"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY saat berpidato di acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, Kamis, 15 September 2022.sinpo

Komentar: