Semarang.
SinPo.id - Koran Sin Po edisi 16 september 1939 lalu menuliskan tentang keindahan Kota Semarang.
Tercatat Semarang yang kini menjadi ibu kota provinsi Jawa Tengah di tahun itu merupakan Kawasan pelabuhan yang dikelilingi industrii. Kota itu menjadi tempat pengumpulan sejumlah komoditas hasil perkebunan yang kemudian diekspor ke negara Eropa.
Jurnalis Sin Po menulis salah satu sudut kota berupa bukit Gombel sebagai tempat memamdang Semarang bawah saat malam hari. “Semarang boekan satoe kota jang terlaloe tjantik, tapi siapa jang satoe kali perna memandang Semarang dari boekit Gombel di waktoe malem,” tulis laporan itu
REMBOELAN tanggal moeda jang melengkoeng sebagi alis prampoean bersinar dengen poetjet. Sendirian saja doedoek di bangkoe dari I. M. C.-koepel di Gombel, memandang kota Semarang.
Seantero kota seperti terletak depan saja sebagi satoe maquette, tertaboer oleh riboean penerangan jang mengkredep sebagi koenang-koenang tersebar di atas permadani idjo, di langit bintang-bintang tjemerlang tjiptahan alam dan manoesia seperti maoe bersaing satoe sama laen! Djaoe di oedjoeng sabelah oetara kaliatan remeng-remeng penerangan dari bebrapa kapal jang lagi mengimpi di antara halimoen. Semarang..........
Semarang boekan satoe kota jang terlaloe tjantik, tapi siapa jang satoe kali perna memandang Semarang dari boekit Gombel di waktoe malem, ia aken...... kepingin memandang lagi, itoe seperti mengingetken orang kaindahannja kota Bagdad dari Haroen Al Rasjid dalem dongengan 1001 malem! Di sini banjak automobilisten toeroen dari autonja sabentar oentoek poeasken matanja.
Di sini, kaloe hari soeda djadi petang, pasang-pasangan moeda saling bertjanda, rentjanaken perkawinan dan bitjaraken soeal-soeal pengidoepan. Di sini, di sinilah djoega, satoe djiwa melajang sembari sang moeka memandang boeat pengabisan kali kota Semarang. Saorang koelit poeti pendoedoek Semarang toeroen dari taxi dan menoedjoe ka I. M. C.-koepel. Sang taxi menoenggoe di bawah. Lama sekali mas sopir menoenggoe, tapi penoempangnja belon djoega balik. Achirnja ia menjoesoel naek, sebab barangkali sadja penoempangnja kapoelesan.
Dan apa jang ia dapetken? Satoe badan menggletak dengen tida bernjawa sembari sang moeka mengadep ka djoeroesan kota Semarang. Peloeroe temboesin iapoenja pilingan, satoe revolver berada di deketnja — itoe Blanda telah boenoe diri!
HUKUM | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
POLITIK | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu