Sebut TNI "Gerombolan", MKD akan Panggil Effendi Simbolon Besok
SinPo.id - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI akan memanggil Effendi Simbolon besok, Kamis, 15 September 2022 siang. Hal ini terkait pernyataan politisi PDIP itu saat rapat kerja dengan Panglima TNI di Komisi l.
Wakil Ketua MKD Habiburokhman mengatakan, sebelum Effendi, pihaknya juga akan memanggil pelapor terlebih dahulu. Seperti diketahui, Effendi dilaporkan oleh dua pelapor, salah satunya Pemuda Panca Marga.
"MKD DPR sudah rapim kami memutuskan untuk memanggil saudara Effendi Simbolon. Kami panggil pengadunya dulu pagi besok jam 11.00, ada dua pengadu kami panggil lalu siang nya kami akan panggil Effendi Simbolon," ujar Habiburokhman kepada wartawan di Gedung DPR RI, Rabu 14 September 2022.
Habiburokhman berharap, MKD akan meminta keterangan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman terkait laporan seolah-olah menekan DPR RI. Sehingga diharapkan kasus ini akan segera dapat diselesaikan.
"Kami juga ingin mengklarifikasi karena terkait juga dengan pernyataan Effendi Simbolon, saya mengusulkan agar MKD juga memanggil saudara Dudung ke MKD. Jadi supaya clear, yang benar katakan benar yang salah katakan salah," katanya.
Sebelumnya, anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon memohon maaf perihal ucapannya yang menyebut TNI seperti 'gerombolan'. Video itu viral di media sosial.
Ucapan tersebut terlontar saat Rapat Kerja (Raker) antara Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada, Senin, 5 September 2022.
"Saya dari lubuk hati yang saya dalam, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, membuat tidak nyaman di hati para prajurit ataupun dari mulai Tamtama, Bintara, sampai dengan perwira. Bahkan sampai para sesepuh," ujar Effendi di Gedung Nusantara 1 DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 14 September 2022.
Ia meluruskan, pernyataan tersebut diucapkannya terkait adanya isu yang beredar soal ketidakharmonisan antara Panglima TNI dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).
"Di situ saya ingin bertanya kepada Pak Panglima, Jenderal Andika, dan Pak Kepala Staf Angkatan Darat, yaitu Pak Jenderal Dudung Abdurachman. Sehubungan dengan adanya hal-hal yang menyangkut disharmoni. Saya menggunakan diksi disharmoni karena lebih menyangkut kepada masalah harmonisasi," katanya.

