Perwakilan KSPSI Sampaikan Petisi Tolak Kenaikan BBM ke Istana
SinPo.id - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), mengirimkan tujuh delegasinya ke Istana Negara Republik Indonesia untuk menyampaikan petisi menolak kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Yang datang ke Istana yaitu menyampaikan petisi, petisi itu adalah menolak kenaikan BBM, karena dengan kenaikan BBM pekerja yang selalu menderita," ujar Agus Darsana, Ketua Serikat PekerjaTextile Sandang dan Kulit SPSI PT Victory Cinglu Indonesia Kab. Tangerang di kawasan Patung Kuda, Senin, 12 September 2022.
Selain itu, kata Agus, dalam aksi kali ini juga pihaknya menuntut pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja. Pasalnya, selam tiga tahun belakangan upah buruh tak kunjung mengalami kenaikan.
"Karena kita pekerja 2021 tidak naik gaji, upah, karena adanya Omnibus Law, upah pekerja tidak naik. Kalau tidak naik selama 3 tahun kita menderita," ujarnya.
Lebih jauh, ia menuturkan, jika tidak ada kesepekatan yang baik dengan pemerintah, pihaknya mengancam akan melakukan aksi-aksi susulan di sejumlah daerah seluruh KSPSI di Indonesia.
"Kalau nanti tidak ada kesepakatan pemerintah menurunkan BBM, kalau sampai tuntutan sampai saat ini tidak diikuti, akan lakukan mogok nasional," tegasnya.
Diketahui sebelumnya, Presiden Partai Buruh dan Presiden KSPI, Said Iqbal menyampaikan, berikut adalah rencana aksi di bulan September ini.
Tanggal 8 September, aksi sudah dilakukan di Sumatera Selatan oleh Partai Buruh dan elemen serikat buruh.
Tanggal 12 September, aksi akan dilakukan di Balaikota Jakarta. Secara bersamaan, elemen buruh KSPSI AGN direncanakan akan melakukan aksi ribuan buruh di depan DPR RI.
Tanggal 13 September, aksi akan dilakukan di Kantor Gubernur Banten. Diikuti gabungan buruh, petani, nelayan, dan miskin kota.
Tanggal 14 September, akan dilakukan aksi masing-masing kab/kota se-Jawa.
Tanggal 15 September, khusus Jawa Barat. Sebanyak 27 kab/Kota akan melakukan aksi. Seperti di Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Bandung, dsb.
Tanggal 19 September, aksi se-Kepulauan Riau dan Riau daratan.
Tanggal 20 September, aksi se-Jatim dan Sumatera. Provinsi Sumatera di luar Riau dan Kepri.
Tanggal 22 September aksi dilakukan se-wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.
Tanggal 26 September, buruh se-Jawa Barat aksi di Gedung Sate. Totalnya bisa mencapai 30 ribu buruh.
"Itu jadwal aksi bulan September. Kalau tidak didengar, bulan Oktober aksi akan perluas lagi," tegas Said Iqbal.
Puncaknya, akhir November kami mempersiapkan pemogokan Nasional dengan cara stop produksi keluar dari pabrik. Mogok nasional akan diikuti 5 juta buruh di 15 ribu pabrik. Melibatkan 34 provinsi dan 440 kab/kota.

