Pengamat: Aksi Hacker Bjorka Bukti Pemerintah Tidak Fokus Pada Cyber Security

Laporan: Tri Bowo Santoso
Senin, 12 September 2022 | 15:16 WIB
Hacker Bjorka meretas data KPU. Foto: Tangkapan layar
Hacker Bjorka meretas data KPU. Foto: Tangkapan layar

SinPo.id - Aksi hacker atau peretas Bjorka yang mengklaim berhasil membuka kotak pandora buruknya kinerja pemerintah dalam menjamin keamanan data publik telah mengundang kontroversi.

"Kontroversi Bjorka membuka kotak pandora kinerja pemerintah soal data. Bahwa selama ini, pemerintah abai sekali dengan data publik," kata Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata, Senin 12 September 2022.

Padahal, kata Dian, pemerintah memaksa rakyat menyerahkan data pribadi. Misalnya, ketika membeli SIM card provider, membuat aplikasi kesehatan PeduliLindungi, serta lainnya.

"Namun, yang diterima publik malah sebaliknya. Data itu berserak bahkan dikonfirmasi satu media, data yang bocor itu benar adanya data publik yang ada di tangan pemerintah," sesal Dian.

Yang lebih parahnya lagi, sambung Dian, instansi seperti Telkom, KPU, PLN membantah bahwa data publik yang ada di tangan mereka aman dan tidak bocor.

"Harusnya, pemerintah ambil pelajaran dari tindakan Bjorka. Bahwa, pemerintah memang tidak fokus soal isu cyber security. Kejadian ini memantik kejadian saat pemilu 2004, di mana laman KPU diretas dan diganti," tutur Dian.

Oleh karena itu, Dian meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan instansi pemerintah lebih hati-hati dalam merespons terhadap kontroversi Bjorka.

"Alih-alih membantah, yang terjadi malah sebaliknya. Komentar Menkominfo Johnny menjadi bumerang buat dia sendiri. Data pribadinya malah dibuka," pungkas akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini. 

 sinpo

Komentar: