Rizal Ramli Wanti-wanti Munculnya PollsterRp Jelang Pilpres 2024

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 10 September 2022 | 00:36 WIB
Tokoh nasional, Rizal Ramli (kanan) dan ekonom, Anthony Budiawan (kiri). Foto: SinPo.id
Tokoh nasional, Rizal Ramli (kanan) dan ekonom, Anthony Budiawan (kiri). Foto: SinPo.id

SinPo.id - Masyarakat diminta waspada dan tak terkecoh dengan  survei-survei pesanan alias PollsterRp yang muncul jelang Pilpres 2024. Sebab, hal itu berbahaya bagi demokrasi, karena mengandung unsur penipuan opini.

Menurut tokoh nasional, DR. Rizal Ramli, pola-pola yang digunakan PollsterRp masih menggunakan strategi yang pernah digunakan dalam pemilihan presiden di tahun 2014 lalu.

Pertama, adalah masifnya pemberitaan tentang tokoh di media. Tapi pemberitaan itu tidak substantif membahas masalah negara dan solusinya. Sekadar pencitraan diri yang tidak penting.

“Tapi media-media memuat karena sebagian besar media itu, sudah terikat kontrak yang dibayarin oleh cukong-cukong, jadi dinaikkan lah Jokowi terus-menerus di media-media,” tutur pria yang karib disapa Bang RR dalam akun YouTube Bravos Radio Indonesia, Jumat, 9 September 2022.

“(Padahal) pada waktu itu ngomongnya nggak ada isinya. ‘Aku ora mikir’ itu bisa jadi headline,” sambung Bang RR.

Pola kedua adalah pembohongan dari lembaga polling. Rizal Ramli mengistilahkan lembaga-lembaga pembuat survei yang hanya bertujuan untuk menggalang opini rakyat itu dengan sebutan PollsterRp. Sebab, lembaga-lembaga tersebut mayoritas dibayar oleh cukong yang notabenenya pengusaha hitam.

Saat itu, sambung Bang RR, dirinya membaca bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan almarhum suaminya, Taufik Kiemas sama-sama tidak menginginkan Jokowi menjadi presiden. Tetapi hasil polling menunjukkan bahwa Jokowi memiliki elektabilitas yang tinggi.

“Terus, akhirnya gantian lah sembilan perusahan polling ini presentasi di Teuku Umar (jalan tempat kediaman Megawati),” ungkap Bang RR.

Dalam presentasi tersebut, Megawati “ditakut-takuti” jika memaksa maju presiden maka hanya akan dipilih 10 persen suara. Sementara jika Jokowi yang maju, maka bisa mendapat 40 persen di putaran pertama.

Bahkan, ada juga presentasi tentang “Jokowi effect”. Artinya PDIP suaranya akan melesat hingga 35 persen  jika mengusung Jokowi sebagai capres. Faktanya, usai pemilihan, PDIP hanya mendapat 18 persen suara.
 
“Awal-awal Mbak Mega dan Bang Taufik tidak percaya,” tegasnya.

Lembaga survei biasanya berdalih pada angka margin of error survei, sehingga apa yang mereka sajikan tetap diklaim benar.

“Jadi kalau ada lembaga pollster ramalan itu salah 8 sampai 9 margin of error, itu perusahaan penipuan sebetulnya,” tukas mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu.

PollsterRp Poles Kegagalan Jokowi

Untuk membuktikan opininya itu, Rizal Ramli memprediksi di tengah kenaikan harga BBM akan muncul lembaga-lembaga survei yang seolah merilis hasil temuan terbaru mereka.

Sekalipun reaksi rakyat meluas di banyak kota terhadap kenaikan harga BBM, RR yakin akan ada lembaga yang merilis survei bahwa rakyat tetap puas dengan kinerja Jokowi.    

“Minggu depan bakalan ada survei-survei berbayar (PollsterRP) bahwa tingkat kepuasan terhadap Jokowi meningkat,” pungkas Bang RR. 

 sinpo

Komentar: