Samboisme Menggema di Acara Kongres PWJ
SinPo.id - Poros Wartawan Jakarta (PWJ) kembali menggelar Kongres dan guyub dalam rangka membahas isu nasional yang sedang ramai diperbincangkan publik sekarang ini.
Acara yang digelar di Cilember, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 27-28 Agustus 2022 ini dihadiri ekonom senior Rizal Ramli dan bekas Direktur YLBHI, Patra M Zen.
Ada agenda yang cukup menarik selain pemilihan Ketua Umum, yakni, diskusi yang diisi oleh Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dalam kesempatan itu, Rizal Ramli menyinggung soal efek dari terungkapnya kasus pembunuhan Brigadir Nofriyansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dilakukan oleh Irjen Pol. Ferdy Sambo.
Menurut pria yang karib disapa Bang RR itu, mencuatnya kasus Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J adalah awal dari gerakan revolusi rakyat secara digital.
Melalui gerakan itu, Rizal Ramli mengatakan, siapapun tidak bisa mengabaikan kasus tersebut.
"Inilah sebetulnya awal dari people revolution secara digital. Revolusi rakyat, tapi pakai digital doang. Tapi impactnya dahsyat sekali karena memaksa siapapun untuk tidak bisa mengabaikan," tutur mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu.
Bahkan, sambung Bang RR, berita soal pembunuhan Brigadir J sangat menyita perhatian publik selama dua bulan terakhir ini.
"Kasus Ferdy Sambo ini mampu mengalahkan tayangan infotainment," tutur Bang RR.
Karena, imbuh Bang RR, kasus itu disebabkan dengan drama Ferdy Sambo yang mengandung unsur cerita yang lengkap. Mulai dari adanya skenario peristiwa pembunuhan, kemudian dugaan perselingkuhan, hingga dugaan geng mafia di tubuh Polri.
Bang RR-pun menyebut, kasus ini adalah sebuah gejala "Samboisme" yang bisa merusak citra institusi Polri. Terlebih lagi, dampak dari peristiwa itu menyebabkan terbongkarnya dugaan konspirasi jahat oknum polisi dengan mafia judi.
Untuk itu, Bang RR berharap kasus ini harus dibongkar lebih dalam lagi terkait problematika Satuan Tugas Khusus (Satgassus) dalam Polri, termasuk aliran dana di dalamnya.
"Harus dibuka polanya, dipertanggungjawabkan karena kalau enggak betul-betul ini kegiatan mafia di dalam polisi," tukas Bang RR.
"Kita benahin demokrasi kita, kita bersihkan polisi, hapuskan multifungsi dari pada Polri," tandas Bang RR.
Usai diskusi dilanjutkan pemilihan Ketua Umum. Ada dua kandidat yang bertarung memperebutkan PWJ 1. Diantaranya Nofrijal Sikumbang dari Berita Buana dan Ferry Yunizar dari Redaksi Kota.
Alhasil, Nofrijal atau karib disapa Ijal memeroleh suara terbanyak. Kongres-pun menyepakati pria 33 tahun itu memimpin PWJ masa bakti 2022-2025.