Aparat Albania Tangkap Tiga Terduga Mata-mata Kremlin
SinPo.id - Aparat keamanan Albania menangkap tiga terduga mata-mata Kremlin setelah melakukan serangan ke sebuah pabrik militer.
Ketiganya melakukan serangan terhadap penjaga dengan menggunakan bahan kimia pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Para tersangka itu terdiri dari dua orang Rusia dan satu warga Ukraina. Ketiganya sudah ditahan. Sementara dua penjaga Albania dirawat di rumah sakit, karena cedera mata.
Salah satu tersangka, seorang pria berusia 24 tahun yang diidentifikasi sebagai MZ, terlihat dengan kamera ketika ia mencoba untuk mengambil foto perimeter pabrik senjata di kota Gramsh, Albania.
"Tersangka melompati pagar pabrik Gramsh, yang digunakan untuk membongkar senjata telantar, dan menyerang penjaga yang menghadangnya dengan menyemprotkan zat pelumpuh saraf," demikian pengumuman dari Cekin Miitary Plant di Gramsh.
"Warga Rusia bereaksi secara fisik dan dia juga menggunakan semprotan yang melukai dua tentara," kata Menteri Pertahanan Albania Niko Peleshi setelah mengunjungi tentara di rumah sakit, seperti dikutip dari AFP, Senin, 22 Agustus 2022.
Seorang warga Rusia lainnya berusia 33 tahun yang diidentifikasi sebagai ST dan seorang Ukraina berusia 25 tahun yang diidentifikasi sebagai FA juga ditangkap di sebuah mobil di dekat pabrik.
Perdana Menteri Albania Edi Rama mengatakan ketiganya diduga melakukan spionase.
“Sungguh kebanggaan bagi para pengawal militer yang menggagalkan aksi tiga orang yang diduga melakukan spionase. Sekarang mari kita tunggu klarifikasi lengkap dari peristiwa ini," kata Rama di Twitter, memuji kedua penjaga yang berhasil menangkap pelaku.
Ini bukan pertama kalinya mata-mata Rusia yang dicurigai berusaha menyusup ke Albania, yang telah menjadi anggota NATO sejak 2009, untuk pengumpulan atau serangan intelijen militer.
Tahun lalu, dua orang Rusia tertangkap membawa drone di perimeter luar pangkalan udara Kucova.
Dalam kedua kasus, agen Rusia yang dicurigai memasuki negara itu sebagai turis di bawah aturan yang memungkinkan orang Rusia memasuki negara Balkan tanpa visa untuk liburan musim panas, sebuah celah yang sekarang didorong untuk dihapuskan.
Albania merupakan pendukung kuat kedaulatan Ukraina. Dalam pertemuan dengan kepala NATO Jens Stoltenberg pada bulan Juli, Perdana Menteri Albania Rama menyatakan dukungannya.
"Kami berdiri dalam solidaritas penuh dengan Ukraina. Dukungan kami untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, dalam batas-batas yang diakui secara internasional," kata Rama.
Albania juga merupakan salah satu parlemen sekutu pertama yang meratifikasi tawaran NATO Swedia dan Finlandia. Keputusan Albania itu meningkatkan ketegangan dengan Rusia.

