IPB Siap All Out Bantu Penelitian Cacar Monyet

Laporan: Bayu Primanda
Senin, 15 Agustus 2022 | 01:53 WIB
Ilustrasi/pixabay
Ilustrasi/pixabay

SinPo.id -  Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Satria menyatakan pihaknya siap all out jika resmi ditunjuk pemerintah terlibat dalam penelitian cacar monyet dan kian menyebar di sejumlah wilayah.

"Kita terus koordinasi. Begitu ada kabar penunjukan resmi sudah ada, kita akan total," ujar Arief Satria seperti dilansir dari Antara, Senin, 15 Agustus 2022.

Arief menyebutkan sejauh ini ada dua laboratorium utama yang menjadi perhatian pemerintah dalam penelitian cacar monyet untuk menganalisis penyakit, pencegahan dan penanganan hingga vaksinasi jika dibutuhkan.

Dua laboratorium itu ialah Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor.

Oleh karena itu, kata Arief, baik sumber daya manusia (SDM), laboratorium maupun pusat konservasi primata IPB di Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten telah dipersiapkan.

Cacar monyet merupakan zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthopoxviridae.

"Kita selalu siap mendukung pemerintah dalam mengatasi cacar monyet," ujarnya.

Sejak beberapa pekan lalu, IPB telah melakukan rapat-rapat informal bersama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian solusi pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.

Sementara itu, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) hingga Jumat, 12 Agustus 2022 mengonfirmasi 1.059 kasus cacar monyet (monkeypox) di negara itu.

PHAC mengatakan bahwa dari seluruh kasus terkonfirmasi, 511 kasus di antaranya berasal dari Ontario, 426 dari Quebec, 98 dari British Columbia, 19 dari Alberta, tiga dari Saskatchewan, dan dua dari Yukon.

Menanggapi perkembangan penyebab cacar monyet, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan pun mempersiapkan 10 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk mendukung penelitian penyakit tersebut di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkeskit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu pemanfaatan fasilitas BTKL sebagai laboratorium penelitian virus Monkeypox menambah jumlah jejaring laboratorium yang sebelumnya hanya tersedia dua unit di Kemenkes dan laboratorium primata di Bogor.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI