China: Jika Amerika Serikat Peduli Demokrasi dan HAM, Kunjungilah Afghanistan, Irak, Suriah untuk Bertobat
SinPo.id - Hubungan antara-China dan Amerika Serikat masih memanas, setelah Ketua DPR Negeri Paman Sam, Nancy Pelosi menyambangi Taiwan pada pekan lalu. Terlebih lagi, perempuan kelahiran Baltimore, Maryland, 26 Maret 1940 itu mengklaim kunjungannya terkait dengan demokrasi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin-pun merespon pernyataan Pelosi soal demokrasi pada Jumat, 12 Agustus 2022. Wang Wenbin menilai, kunjungan pejabat tinggi AS itu hanya pertunjukan teater politik yang tidak ada hubungannya dengan demokrasi.
"Pelosi menggunakan apa yang disebut demokrasi sebagai dalih untuk mencari alasan atas kunjungannya ke Taiwan, yang sama sekali sia-sia," kata Wang, dilansir dari Xinhua.
"Kunjungan Pelosi bertentangan dengan keinginan lebih dari 1,4 miliar orang China dan menantang prinsip satu-China yang diakui secara internasional, yang menginjak-injak demokrasi dan manifestasi AS yang menempatkan kepentingan egois di atas keadilan internasional," sambung Wang.
Wang kemudian menantang Pelosi jika benar-benar peduli dengan demokrasi dan hak asasi manusia, dia harus mengunjungi Afghanistan, Irak, Suriah, dan Libya untuk menyatakan pertobatannya kepada ratusan ribu orang tak berdosa yang tewas di bawah tembakan militer AS dan untuk memastikan bahwa AS tidak akan pernah lagi melanggar PBB Piagam dan norma-norma hubungan internasional.
China, kata Wang, akan bekerja sama dengan teman-temannya yang cinta damai dan pencari keadilan untuk secara tegas menentang semua campur tangan dalam urusan internal negara lain.
"China dengan tegas menolak semua langkah berisiko yang merusak perdamaian regional, bersama-sama membela tujuan dan prinsip Piagam bersama-sama menjaga stabilitas regional dan perdamaian dunia," pungkas Wang Wenbin.

