Penembakan PLTN di Zaporizhzhia, Rusia dan Ukraina Saling Tuding

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 12 Agustus 2022 | 16:14 WIB
Serangan di PLTN Zaphorizhzhia (Ist)
Serangan di PLTN Zaphorizhzhia (Ist)

SinPo.id - Rusia dan Ukraina saling menuduh satu sama lain sebagai pelaku yang telah menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, pada Kamis kemarin.

Badan Energoatom Ukraina mengatakan bahwa kompleks Zaporizhzhia telah dihantam oleh Rusia sebanyak lima kali, termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif. Namun hal itu dibantah oleh salah seorang pejabat Rusia.

"Ukraina menembaki pabrik itu dua kali, mengganggu pergantian shift para pekerja," kata seorang pejabat Rusia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat 12 Agustus 2022.

Menanggapi hal itu, Dewan Keamanan PBB langsung mengadakan pertemuan untuk meminta kedua belah pihak agar segera menghentikan semua pertempuran di dekat pabrik.

"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Selain itu, pihaknya juga mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengunjungi pabrik nuklir tersebut bulan ini, dan melakukan pemeriksaan agar tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan bencana.

"Kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," jelasnya.

Seperti diketahui, Rusia telah merebut Zaporizhzhia pada bulan Maret lalu, setelah menginvasi Ukraina. Saat ini PLTN dipegang oleh pasukan Rusia, namun tetap dioperasikan oleh pekerja Ukraina.

Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, masih terus menuntut Rusia untuk mengembalikan pembangkit nuklir tersebut ke kendali Ukraina.sinpo

Komentar: