Siti Zuhro: Indonesia Khawatir Kembali Terpecah Jika Pilpres 2024 Hanya Dua Paslon

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 11 Agustus 2022 | 12:14 WIB
Pakar politik BRIN, Siti Zuhro. Foto: LIPI
Pakar politik BRIN, Siti Zuhro. Foto: LIPI

SinPo.id - Pakar politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, mengatakan, Pilpres 2024 harus memunculkan tiga pasangan capres-cawapres atau lebih. Tujuannya untuk mengindari polarisasi seperti pada Pilpres 2019.  

Menurut Siti Zuhro, bila di Pilpres 2024 hanya ada dua pasangan calon, maka kekhawatirannya  Indonesia kembali terpecah dan disharmoni. Sebab, jika hanya 2 paslon, maka segala cara akan dihalalkan untuk menang.

"Kita harus dorong jangan cuma dua pasangan calon, jangan bergerombol. Lebih dari tiga paslon tidak apa-apa. Biar saja berputar dulu. Karena kita tidak terbiasa head to head, keras sekali,” tegasnya kepada wartawan, Kamis, 11 Agustus 2024.

Ketika disinggung soal koalisi partai politik saat ini yang sudah terbentuk dua kubu, Siti Zuhro berkeyakinan bahwa ada dua poros lagi yang bakal dibentuk dari Nasdem, PKS dan Demokrat serta PDIP yang bisa mengusung sendiri. Meskipun ada peluang parpol tersebut masuk ke KIB dan juga Gerindra - PKB.

Dia menambahkan terdapat beberapa partai yang mempunyai kemungkinan bergabung dengan KIB, yakni, Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. Hal itu terjadi jika mereka gagal membentuk koalisi untuk Pilpres 2024.

"Yang memang belum deklarasi kan 3 partai, Nasdem, PKS, Demokrat. PDIP memang sendiri, solo. Jadi menurut saya mungkin itu, kita tidak tahu wajah depan dan wajah belakang. Jangan-jangan Nasdem bertiga sama Demokrat dan PKS sudah ada deal begitu, cuma belum dikerucutkan. Kalaupun juga tidak terjadi, tidak ketemu komitmennya, kalaupun hijrah, mereka akan ke KIB,” katanya.

Dia menegaskan bahwa hubungan partai-partai tersebut relatif tidak ada resistensi satu sama lain.  Selain itu, penggabungan itu didukung dengan kemiripan ideologi. Beberapa partai tersebut juga punya induk yang sama seperti Golkar, Nasdem, dan Demokrat. Meski PKS agak lain, namun PKS tercatat pernah berkoalisi dengan Demokrat dan Golkar.

"Sebetulnya Nasdem dan Golkar kan satu induk, Demokrat juga. Yang tidak dengan PKS, tapi PKS kan lama juga berkoalisi dengan Demokrat dengan Golkar di era Pak SBY,” pungkas Siti Zuhro.
 

 sinpo

Komentar: