PARA Syndicate: Anggaran Pemilu Seret Bisa Jadi Pertanda Jabatan Presiden Diperpanjang

Laporan: Tri Bowo Santoso
Rabu, 03 Agustus 2022 | 17:38 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SinPo.id - Wacana penundaan pemilu dan juga penambahan masa jabatan presiden yang digaungkan pendukung Presiden Joko Widodo menguatkan sinyalemen bahwa pemilu 2024 bakal diundur. 

Direktur PARA Syndicate Ari Nurcahyo, mengatakan, munculnya wacana soal penundaan pemilu membuat gaduh tahapan pesta demokrasi rakyat lima tahunan yang saat ini sedang berlangsung. Terlebih, anggaran yang seharusnya digelontorkan pemerintah secara maksimal terkesan seret alias macet.

“Politik Pemilu ini yang kemudian membuat suasana lebih gaduh ya, sebenarnya persoalan tahapan Pemilu kan sudah berlangsung itu yang kita highlight bahwa residu tunda Pemilu kemarin masih membayang-bayangi tahapan Pemilu,” kata Ari dalam acara diskusi bertajuk "Anggaran Pemilu Seret, Akankan Tunda Pemilu Lagi?", Rabu, 3 Agustus 2022.

Pihaknya mendesak pemerintah untuk memperjelas anggaran pemilu 2024, sehingga KPU sebagai penyelenggara pemilu mampu bekerja secara maksimal tanpa dibayangi dengan adanya isu penundaan pemilu dan juga penambahan masa jabatan presiden.

Menurut dia, pemerintah perlu jujur terkait fiskal negara, jangan sampai adanya persoalan itu mengancam penyelenggaraan pemilu ke depan.

“Anggaran Pemilu ini menjadi kesepakatan bersama, ketika sudah jadi kesepakatan antara pemerintah dan DPR sebesar Rp.76,6 triliun itu harus disertai dengan bagaimana tata kelola anggaran pemilu yang memang akuntabel dan transparan,” ucapnya.

Ari menambahkan proses dan penganggaran pemilu ini sebetulnya belum jelas antara KPU dan Kemenkeu, dan juga di Banggar DPR RI, sehingga anggaran pemilu ini menjadi polemik di tengah masyarakat.

“Memang perlu duduk bersama antara pemerintah dan KPU untuk bicara proses penganggaran ini,” pungkas Ari.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI