BPS: Dampak Aksi Mogok Pelaku Wisata di Labuan Bajo Harus Dikaji Lebih Dalam

Laporan: Tri Bowo Santoso
Selasa, 02 Agustus 2022 | 07:15 WIB
Pelaku usaha wisata di Labuan Bajo mogok beraktivitas. Foto: Istimewa
Pelaku usaha wisata di Labuan Bajo mogok beraktivitas. Foto: Istimewa

SinPo.id - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Margo Yuwono, menilai, dampak aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, selama sebulan penuh terhadap perekonomian, harus dikaji lebih dalam lagi. 

“Dikaji lebih dulu, ini membutuhkan waktu dan data pendukung lainnya agar dapat dilihat secara komprehensif dampaknya,” kata Margo dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 1 Agustus 2022.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans, mengungkapkan, tak sedikit wisatawan memilih membatalkan kunjungannya ke TN Komodo akibat aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo pada Senin, 1 Agustus 2022. 

"Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisata, termasuk grup saya juga," kata Abed, Senin, 1 Agustus 2022.

Sebagaimana diketahui, aksi mogok para pelaku usaha wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, dimulai per hari ini, 1 Agustus 2022 hingga 31 Agustus 2022 sebagai bentuk protes atas kebijakan terbaru soal tiket Taman Nasional Komodo atau TN Komodo menjadi Rp 3,75 juta per orang.

Para pelaku wisata yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp Mabar) dan seluruh asoisiasi pelaku pariwisata Manggarai Barat telah menyiapkan sejumlah agenda aksi selama sebulan penuh. 

Abed menyebut, aksi mogok ini menimbulkan kerugian bagi pelaku wisata karena wisatawan yang telah memesan paket wisata ke Taman Nasional Komodo akhirnya harus dibatalkan. 

Ia-pun mengaku kurang setuju dengan pemberlakuan kenaikan tiket masuk itu. Namun, bukan berarti ia juga menyetujui aksi protes dengan cara mogok beraktivitas.

"Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain," ucap Abed. 

Kenaikan harga tiket Pulau Komodo di tengah kondisi yang sulit ini, menurut dia, tetap harus dihadapi dengan kesabaran oleh para pelaku wisata Labuan Bajo. 

 sinpo

Komentar: