Ekonomi AS Kembali Menyusut, Tanda Resesi Dimulai?

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 29 Juli 2022 | 13:57 WIB
Ilustrasi/pixabay
Ilustrasi/pixabay

SinPo.id -  Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) turun sebesar 0,9 persen pada kuartal kedua setelah sebelumnya turun sebesar 1,6 persen.

Pengamat Ekonomi AS, Andrew Hunter, menyusutnya ekonomi AS dalam tiga bulan terakhir secara tidak resmi menandakan dimulainya resesi. Namun hanya Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) yang dapat menentukan secara resmi kapan resesi dimulai dan berakhir.

"Penurunan tahunan 0,9% dalam PDB pada kuartal kedua mengecewakan tetapi tidak berarti ekonomi berada dalam resesi," kata Hunter, seperti dilansir dari The Guardian, Jumat 29 Juli 2022.

Meski demikian, Presiden AS, Joe Biden, tetap yakin bahwa kemungkinan resesi dapat diredam dan AS dapat melalui masa transisi penyusutan ekonomi dengan aman di tengah inflasi global.

"Bahkan ketika kita menghadapi tantangan global bersejarah, kita berada di jalan yang benar dan kita akan melalui transisi ini dengan lebih kuat dan lebih aman," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan bahwa AS tidak akan memulai resesi, karena The Fed terus menaikkan suku bunga untuk menurunkan harga.

"Tidak dapat dihindari bahwa langkah seperti itu akan memperlambat ekonomi dan mempengaruhi pasar kerja. Namun stabilitas hargalah yang membuat seluruh perekonomian bekerja,” kata Powell.

Seperti diketahui, kondisi ekonomi di AS saat ini telah membuat beberapa ekonom memprediksi datangnya resesi. Hampir 70 persen ekonom akademis terkemuka memperkirakan ekonomi AS akan mengarah ke resesi tahun depan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI