Penjabat Presiden Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat Jelang Pemilu
SinPo.id - Penjabat Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah mengumumkan keadaan darurat di tengah kerusuhan sosial dan krisia ekonomi yang sedang melanda negaranya menjelang pemungutan suara anggota parlemen.
Keadaan darurat tersebut diumumkan setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya.
"Ini adalah keputusan yang bijaksana, demi kepentingan keamanan publik, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan pasokan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat,” kata Ranil dalam rilisnya, seperti dilansir dari The Guardian, Senin, 18 Juli 2022.
Meski demikian, ketentuan hukum khusus terkait dengan keadaan darurat, belum diumumkan pemerintah. Tetapi sebelumnya, militer telah dikerahkan untuk meredam protes publik.
Seorang pengacara senior, Bhavani Fonseka mengatakan, pernyataan keadaan darurat yang diumumkan oleh pemerintah, merupakan bentuk dari kegagalan pemerintah dalam menanggulangi protes publik, dan krisis ekonomi di Sri Lanka.
“Cara ini terbukti tidak efektif di masa lalu,” kata Bhavani kepada Reuters.
Seperti diketahui, para pengunjuk rasa di Sri Lanka saat ini, menolak keras pengangkatan Ranil Wickremesinghe sebagai presiden sementara karena dianggap telah melindungi dinasti keluarga Rajapaksa selama bertahun-tahun dari tuduhan korupsi.

