Kamrussmad: Rupiah Tembus 15.000, Industri Terseok Akibat Kenaikan Bahan Baku Impor

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 09 Juli 2022 | 14:45 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad. Foto: Istimewa
Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad. Foto: Istimewa

SinPo.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah. Rupiah sempat menyentuh level psikologis baru di posisi Rp 15 ribu pada perdagangan Selasa, 5 Juli 2022.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, mengingatkan, dampak pelemahan rupiah harus diantisipasi. Khususnya untuk komoditas bahan baku yang berasal dari negara lain.

"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor. Sejauh ini memang imported inflation belum dirasakan karena produsennya memang masih menahan harga di tingkat konsumen. Tapi kalau rupiah tertekan, biaya impor akan naik signifikan akibat selisih kurs. Dan imbasnya ke konsumen juga," ujar Kamrussamad dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022) 

Pada dasarnya, kata Kamrussamad, pemerintah harus dapat mengantisipasi dampak tingginya nilai tukar dollar AS terhadap barang yang kita impor. Karena, banyak bahan baku industri kita yang berasal dari negara lain. Ini akan berdampak sistematis kepada kenaikan harga-harga.

"Inflasi Indeks Harga Konsumen di Juni meningkat 4.35% dibanding tahun sebelumnya. Padahal di Juni, nilai tukar rupiah masih di bawah Rp 15.000. Apabila tidak diantisipasi, persoalan ini akan mendorong kenaikan inflasi yang saat ini sudah tinggi," pungkas Kamrussamad.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI