Bicara di Sukabumi, Rizal Ramli: Fokus Perhatikan Petani Niscaya Rakyat Sejahtera  dan Utang Negara Bisa Lunas

Laporan: Tri Bowo Santoso
Rabu, 06 Juli 2022 | 08:08 WIB
Tokoh nasional Rizal Ramli ketika menjadi pembicara di Ponpes Modern Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Selasa (5/7).
Tokoh nasional Rizal Ramli ketika menjadi pembicara di Ponpes Modern Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Selasa (5/7).

SinPo.id - Tokoh nasional Rizal Ramli menyoroti persoalan kemiskinan yang ada di Indonesia. Menurutnya, kesejahteraan rakyat Indonesia tidak terlepas dari peran petani.
 
Menurut Rizal Ramli, pertanian di Indonesia masih terkendala dengan sejumlah masalah seperti lahan, bibit, dan pupuk yang masih mahal, sehingga pangan masih memiliki ketergantungan impor dari negara lain.
 
Rizal Ramli kemudian mencontohkan perbandingan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang memiliki pertanian yang lebih baik dibandingkan Indonesia untuk saat ini.
 
"Kita tadi diskusikan bagaimana Indonesia lebih makmur, lebih mandiri, lebih inovatif supaya kita bisa kejar Malaysia. Dulu 40 tahun yang lalu Indonesia sama Malaysia sama miskinnya. Hari ini rakyat di Malaysia tiga kali lebih sejahtera dari Indonesia. Makanya 3 juta rakyat Indonesia itu bekerja di sana," kata Rizal Ramli ketika mengunjungi Ponpes Modern Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Selasa (5/7).
 
Menurutnya, mayoritas masyarakat Indonesia menjadi buruh tani, bukan yang seharusnya berkuasa atas lahan tani yang dimilikinya sendiri.
  
"Kita kan sama-sama pribumi, sama-sama muslim, bisa gak kita kejar Malaysia? Menurut saya bisa butuh waktu kurang dari 10 tahun agar rakyat kita lebih makmur. Caranya, petani kasih lahan, kasih bibit dan pupuk murah, dan pemerintah siapkan market. Nanti ketika rakyat Indonesia makmur, dia seperti petani di Malaysia, dia jadi bosnya aja," ujar Rizal Ramli.
 
"Jadi kita harus ubah nasib bangsa kita bukan dengan cara cara biasa, tapi cara cara yang sudah terbukti," tuturnya.
 
Dia mencontohkan seperti hal yang telah dilakukan Ponpes Modern Dzikir Al Fath yang memiliki Intergrated Farm Education and Entrepreneurship (IFE2) di mana model pertanian yang terintegrasi dengan ternak untuk kebutuhan para santri.
 
"Saya kira sih pasti sangat membantu karena anak anak kota kita kan gak punya lahan pertanian, gak punya pengalaman menanam, dan lain lain. Jadi, selain fungsinya sebagai model pendidikan tempat ini juga bisa jadi kunjungan buat pelajar bagaimana sih pelihara ayam bagaimana sih pelihara ikan bagaimana integrated farming," ucapnya.
  
Ide dan solusi darinya untuk permasalahan Indonesia menurutnya akan diimplementasikan ketika dia maju sebagai presiden selanjutnya.
 
Namun, Rizal Ramli mengatakan wacana dirinya akan menjadi calon presiden masih diperjuangkan dengan menempuh penghapusan presidential Threshold.
 
"Itu tergantung kalau Threshold nya nol jadi bakal banyak calon baik pada level bupati, gubernur, dan presiden," katanya.
  
Dia mengatakan, kalau seleksi pemimpin yang kompetitif hasilnya pasti Pemimpin pemimpin yang amanah yang lebih bagus bukan seperti saat ini yang ditentukan oleh oligarki.
 
"Karena dalam prakteknya Munas oligarki lebih penting daripada Munas partai dan mereka akan tunjuk siapa yang akan jadi pengikutnya. Mereka yang bayarin kok. Jadi, Munas oligarki jadi lebih penting dari munas partai kalau sistem Threshold masih ada. Jadi, kita perlu hapuskan supaya yang nentukan itu rakyat bukan oligarki partai bukan oligarki bisnis," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI