Komisi X DPR RI: Ada 4 Hal Hakekat Kemerdekaan yang Harus Dilaksanakan

Laporan:
Selasa, 03 Oktober 2017 | 10:09 WIB
Irine Yusiana Roba Putrie - Foto: Istimewa
Irine Yusiana Roba Putrie - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Irine Yusiana Roba Putrie selaku Anggota Komisi X DPR RI, menerangkan terkait dengan empat hal hakekat kemerdekaan. Hal ini disampaikannya pada saat Rapat Dengar Pendapat Umum mengenai Rencana Undang-Undang Ekonomi Kreatif di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta.

"Saya ingin mengutip perkataan Presiden Soekarno mengenai hakekat kemerdekaan. Ada empat poin yang beliau tegaskan, yang pertama adalah bahwa Indonesia tidak sekedar hanya menjadi pasar, lalu tidak menjadi tempat bahan baku murah, dan tidak menjadi tenaga kerja murah serta yang terakhir penanaman modal," cetusnya dalam rapat.

Menurutnya, apakah UU ekonomi kreatif mampu menjawab tantangan Soekarno mengenai makna kemerdekaan itu sendiri. Hal inilah yang perlu dipikirkan kembali sebelum membuat UU itu.

“Seperti pada tempat konser di Indonesia, dimana belum mempunyai tempat yang layak. Namun, hal itu tidak akan bisa terwujud apabila tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sehingga, ketika artis luar negeri yang berkunjung ke Indonesia, mereka membawa seluruh SDM dari luar negeri,” paparnya.

Beliau mengungkapkan, hal seperti inilah yang dibutuhkan oleh dunia kreatif. Namun, bagaimana UU ekonomi kreatif dapat menjaga Indonesia yang tidak hanya sekedar menjadi pasar.

“Lalu, dari empat hakekat itu diantaranya adalah menjadi bahan baku murah. Pada contoh kasus mutiara yang berasal dari Lombok dapat di jual dengan murah dan mempunyai kualitas yang bagus. Hal ini bisa dijadikan ekonomi kreatif, namun bagaimana cara Pemerintah dapat menyelamatkan bahan baku yang Indonesia miliki, supaya tidak di ambil orang lain. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh Pemerintah jika ingin memajukan ekonomi yang kreatif,” tuturnya.

Ia melanjutkan, kemudian tenaga kerja murah. Di zaman yang sekarang ini, Indonesia masih banyak ditemui tenaga kerja yang dibayar murah. Seperti pada contoh banyak orang yang bekerja disektor ekonomi kreatif, bahkan pembuat game yang dikatakan sebagai bentuk kreatif, serta dulunya berkantor pusat di Singapura, sekarang gedungnya telah pindah ke Jogjakarta dengan alasan tenaga kerja Indonesia lebih murah dari tenaga kerja di Singapura.

Irine pun mengatakan, hakekat yang terakhir itu penanaman modal. Dalam hal ini diketahui bahwa go jek adalah produk asal Indonesia yang dibanggakan. Jika ditelusuri lebih dalam, go jek seakan tampak produk yang Indonesia banget, namun dibalik itu semua hampir 90 persen modalnya datang dari Amerika.

“Hal inilah yang perlu dipikirkan bersama, terutama mengenai Undang-Undang Ekonomi Kreatif dan bagaimana Undang-Undang ini mampu menjawab hakekat merdeka yang diterjemahkan oleh bapak Presiden Soekarno,” tutupnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI