Pendukung Anies Capres Di Patung Kuda Minta Maaf, Ternyata Bukan FPI Reborn

Laporan: Bayu Primanda
Rabu, 08 Juni 2022 | 16:47 WIB
Suasana aksi kelompok yang mengaku FPI Reborn/net
Suasana aksi kelompok yang mengaku FPI Reborn/net

SinPo.id -  Koordinator kelompok yang menamakan diri sebagai FPI Reborn, Khoirul Anam akhirnya meminta maaf kepada seluruh masyarakat.

Dalam pengakuannya yang tersebar di media sosial, Anam mengaku kelompoknya menamakan diri sebagai FPI Reborn. Mereka secara terang-terangan mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Dalam video itu, sang koordinator aksi itu mengaku dihubungi seorang pria bernama Edy sehari sebelum aksi di Patung Kuda, Jakarta, berlangsung pada Senin (6/6).

"Atas nama KH Khairul Anam meminta maaf kepada Front Persaudaraan Islam dengan malam ini hari ini saya menyatakan, pertama kronologis yang sesungguhnya. Malam saya ditelepon oleh bapak Edy jam 21.00 WIB, disuruh baca doa atau berdoa di Monas," ujar Anam, dalam video tersebut yang dikutip SinPo.id pada Rabu (8/6).

"Pagi-pagi saya mengajak jemaah dan santri mengajak ke Monas. Saya berangkat jam 07.00 WIB dari lokasi langsung menuju ke lokasi, ke Monas. Selesai sampai ke lokasi maka saya merasa kaget di lokasi," sambung pernyataan tersebut.

Anam merasa kaget karena ada mobil komando yang membagikan bendera dengan tulisan 'FPI'. Saat itu, Anam mengatakan tidak melihat para petinggi FPI di lokasi aksi.

"Saya merasa tertipu dan dibohongi dan diperalat oleh orang tersebut," ujarnya.

Dia mengatakan aksi dukungan Anies nyapres itu selesai pukul 11.30 WIB. Sebelum pulang, lanjut Anam, jemaah yang ikut aksi dibagikan uang Rp 150 ribu.

"Di pul bus maka Bapak Edy mengasihkan uang tiap jemaah, tiap orang dikasih Rp 150 ribu. Maka kami merasa dibohongi banget oleh orang itu," katanya.

Terkait hal ini, Front Persaudaraan Islam (FPI) menegaskan aksi dukungan yang mencatut nama FPI palsu.

Dihubungi terpisah, Ketua DPP FPI Aziz Yanuar mengatakan Khairul Anam belum menyampaikan permintaan maaf secara langsung ke FPI. Aziz mengatakan video klarifikasi itu bersifat terbuka.

"Terbuka permintaan maafnya. FPI nggak ambil pusing soal maaf karena setahu saya bagian dari revolusi akhlak adalah susah marah dan mudah memaafkan. Asalkan diiringi dengan penjelasan penyesalan dan bertekad tidak mau mengulangi lagi," kata Aziz.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI