Serukan Reformasi Senjata Usai Penembakan SD Texas, Biden: Kehilangan Anak Bak Separuh Jiwa Dicabut
SinPo.id - Presiden Amerika Serikan Joe Biden berbelasungkawa atas insiden penembakan massal di SD Texas yang menewaskan sedikitnya 21 korban.
Dalam pidato emosionalnya di Gedung Putih pada Selasa (24/5) malam sepulang dari Korea Selatan dan Jepang, Biden telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang hingga matahari terbenam setiap hari hingga 28 Mei sebagai tanggapan atas tragedi tersebut.
“Saya sakit dan lelah. Kita harus bertindak,” kata Biden mengawali pidatonya.
Biden menegaskan ini waktunya warga AS, terutama legislator Negeri Paman Sam, benar-benar mendukung pengetatan aturan kepemilikan senjata yang selama ini menjadi perdebatan sengit.
"Atas nama Tuhan, kapan kita akan mendukung reformasi hukum kepemilikan senjata (gun lobby)? Ini waktunya mengubah rasa sakit dan kehilangan dalam aksi nyata bagi seluruh orang tua dan warga di negara ini. Kita harus memperjelas kepada para pejabat terpilih: Ini waktunya beraksi," ucap Biden dalam pernyataan persnya seperti dikutip AFP.
“Bagi orang tua, tidak akan pernah sama lagi. Kehilangan seorang anak seperti separuh jiwamu dicabut," kata Biden lagi yang sedikit bercerita soal pengalaman pribadi kehilangan anak dan istri.
Biden sendiri kehilangan istri pertama, Neila, dan putrinya yang saat itu berusia 1 tahun pada 1972 yang tewas dalam kecelakaan mobil. Mobil mendiang Neila dan putrinya itu ditabrak sebuah truk saat hendak berbelanja keperluan Natal pada 18 Desember 1972.
Hukum kepemilikan senjata memang menjadi isu sengit di Kongres AS. Sebagian besar legislator, terutama kaum konservatif, masih banyak menganggap kepemilikan senjata merupakan bentuk kebebasan dalam demokrasi.
Meski begitu, hukum tersebut memberikan banyak konsekuensi bagi AS, terutama soal tingkat kriminalitas. Ia juga meminta seluruh warga AS untuk mendoakan korban dan mendukung aturan pembatasan senjata.
"Saya muak dan lelah dengan ini. Kita harus beraksi. Dan jangan bilang pembantaian ini tidak berdampak pada kita. Kenapa kita harus terus membiarkan ini terjadi?" kata Biden.
Biden mengungkapkan, peristiwa penembakan Texas ini merupakan 'pembantaian' terbaru yang kerap terjadi di Amerika.
"Malam ini, saya meminta seluruh masyarakat untuk berdoa demi mereka, untuk memberikan kekuatan kepada orang tua dan saudara korban atas kegelapan yang mereka rasakan sekarang. Sebagai sebuah negara, kita harus bertanya dengan nama Tuhan kapan kita akan mendukung aturan baru senjata? Dengan nama Tuhan kapan kita bakal melakukan hal yang kita tahu harus lakukan?" kata Biden.
Diketahui, korban tewas penembakan bertambah menjadi 18 anak-anak dan 3 orang dewasa. Penembakan dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.17 waktu AS.
Pelaku penembakan ialah seorang pria berusia 18 tahun bernama Salvador Ramos, Gubernur Texas mengatakan Ramos meninggal setelah melepaskan tembakan di Robb Elementary School.

