Ini Status Facebook Rektor ITK Yang Bikin Masyarakat Geram

Laporan: Ari Harahap
Minggu, 01 Mei 2022 | 13:40 WIB
Status fb rektor ITK/net
Status fb rektor ITK/net

SinPo.id -  Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko dianggap telah mengeluarkan pernyataan rasis melalui media sosialnya. Hal itu pun menuai banyak kecaman dari berbagai pihak.

Pernyataan Budi itu diunggah melalui akun Facebook pribadinya dengan akun Budi Santosa Purwokartiko. Saat itu, Budi menceritakan pengalamannya saat mewawancarai mahasiswa calon penerima beasiswa LPDP.

Tangkapan layar dari unggahan Budi itu kini telah viral di Facebook dan Twitter dan menjadi sorotan berbagai kalangan. Lantas, seperti apa tulisan Budi itu?

Berikut status Budi yang dianggap bernada diskriminatif:

Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri, program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa, jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa.

Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100), luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen.

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang.

Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada 2 tidak hadir, jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi.

Saya hanya berharap mereka nanti tidak masuk dalam lingkungan yang
- Membuat hal yang mudah jadi sulit
- Bekerja dari satu rapat ke rapat berikutnya tanpa keputusan
- Mementingkan kulit daripada isi
- Menyembah Tuhan tapi lupa pada manusia
- Menerima gaji dari negara tapi merusak negaranya
- Ingin cepat masuk surga tapi sakit tetap cari dokter dan minum obat
- Menggunakan KPI langit sementara urusannya masih hidup di dunia

Semoga tidak tercemar

Namun, saat ini ketika SinPo.id mencoba melihat kembali akun Facebook Budi, unggahan tersebut sudah tidak dapat ditemukan kembali. Diduga Budi telah menghapus unggahan itu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI