21 Warga Keracunan Gas, Semburan Lumpur Panas PLTP Di Mandailing Natal Sudah 3 Kali Terjadi

Laporan: Samsudin
Senin, 25 April 2022 | 18:00 WIB
Warga keracunan massal akibat semburan gas kembali terjadi di Sumut/Twitter
Warga keracunan massal akibat semburan gas kembali terjadi di Sumut/Twitter

SinPo.id - Sebanyak  21 warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, dilarikan ke rumah sakit karena diduga telah menghirup gas Hidrogen sulfida (H2S) yang berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi.

Seperti diketahui, Desa Sibanggor Julu berjarak tak sampai 500 meter dari lokasi proyek. Desa ini berada tepat di kaki gunung vulkanik Sorik Marapi dan dihuni 460 kepala keluarga dari ribuan jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.

Kapolres Madina, AKBP Reza Akbar membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan ada 21 orang yang dilarikan ke RSUD Panyabungan Madina. Mereka mengalami gejala pusing, mual, muntah dan sesak napas.

Adapun ke 21 korban antara lain empat laki-laki, dan 17 lainnya perempuan. Dari 21 korban, satu di antaranya bayi masih berusia 6 bulan.

Lokasi proyek PT SMGP berada tak jauh dari pemukiman warga. Saat itu para korban tengah berada di areal persawahan untuk memanen padi.

"Kejadiannya sekitar jam 09.00 WIB tadi. Saat itu pekerja di PT SMGP melakukan aktivitas pengeboran di Sumur 2 Welpad T. Tiba-tiba keluar air panas bercampur lumpur di lokasi," kata AKBP Reza.

Salah seorang warga, Muklis mengatakan, aktivitas PLTP Sorik Marapi sudah patut dihentikan. Betapa tidak, tragedi keracunan massal terus-menerus terulang dan telah merenggut korban jiwa.

Dalam setahun saja, setidaknya sudah tiga kali peristiwa yang sama melanda. Menurut Muklis, bencana yang melanda desanya bukan persoalan remeh. Keselamatan ribuan jiwa yang awalnya hidup tentram dan damai kini sedang terancam.

Lelaki berusia 47 tahun ini juga tak segan-segan bila nantinya terpaksa kembali bersuara lantang menolak keberadaan PLTP Sorik Marapi. Sejak proyek PLTP Sorik Marapi mulai dilaksanakan pada 2014 lalu, nyaris seluruh warga desa di sekitar lokasi konsesi panas bumi menolak.

Mereka sempat menunjukkan perlawanan dengan memblokir Jalan Lintas Sumatra. Peristiwa kelam itu bahkan menelan korban jiwa meninggal dunia. Namun seiring waktu, sebagian warga yang dulunya menolak mulai beralih karena berbagai alasan, seperti dipekerjakan dalam proyek atau diimingi sesuatu. Kini, tak sedikit dari mereka yang juga rela menjual tanahnya.

Sudah 3 kali terjadi

Kurun setahun, setidaknya terjadi tiga kali peristiwa keracunan massal yang dialami warga sekitar proyek PLTP Sorik Marapi. Tragedi pertama terjadi pada Januari 2021 lalu, 49 orang jadi korban keracunan massal. Lima di antaranya meninggal dunia.

Sebagian dari korban tewas merupakan anak-anak. Kala itu, ujung perkara hanya berakhir dengan perdamaian antara warga dan pihak PT SMGP.

Keracunan massal kedua kali terjadi pada bulan lalu. Tepatnya pada Minggu (6/3). Terdapat 58 warga dilarikan ke rumah sakit. Untuk perkaranya kini masih ditangani oleh Polda Sumatra Utara.

Dan keracunan massal ketiga terjadi pada Minggu (24/4).

BERITALAINNYA
BERITATERKINI