Denda PSSI Pada Persib Atas Koreografi "Save Rohingya" Mencederai Nilai Pancasila

Laporan:
Minggu, 17 September 2017 | 13:33 WIB
Ledia Hanifa Amaliah selaku Anggota Komisi X DPR RI - Foto: Istimewa
Ledia Hanifa Amaliah selaku Anggota Komisi X DPR RI - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Keputusan yang diambil PSSI mendenda Persib atas aksi suporternya untuk mendukung Rohingya, dipertanyakan oleh Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah. Hal ini disampaikannya secara tertulis kepada media.

"Saya perlu mengingatkan PSSI, apa sih inti sebenarnya dari event olahraga? Untuk menjunjung tinggi sportifitas dan solidaritas bukan? Maka, aksi bobotoh terkait pembuatan koreografi "Save Rohingya" adalah bukti bahwa bobotoh punya solidaritas kemanusiaan. Solidaritas pada sebuah aksi kekerasan yang melanggar hak asasi manusia," paparnya.

Berbagai negara sudah menunjukkan kecaman resmi, bahkan badan dunia PBB juga secara tegas melihat kasus Rohingya sebagai pembantaian etnis, yang lingkupnya adalah kejahatan atas kemanusiaan. Sehingga, tidak selayaknya PSSI membelokkan solidaritas kemanusiaan yang dilakukan bobotoh.

"Sila kedua Pancasila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" telah menegaskan keberpihakkan kita akan perlunya menegakkan keadilan kemanusiaan. Kalau PSSI menganggap aksi solidaritas kemanusiaan sebagai kesalahan, apa ini bukan berarti PSSI telah mencederai nilai-nilai Pancasila?," tanya Ledia.

Oleh sebab itu, Ledia meminta PSSI untuk mencabut keputusan denda tersebut. Seluruh elemen masyarakat pun berharap pada PSSI, segera merevisi keputusannya mendenda Persib. Tidak usah malu, justru kalau PSSI bersikeras dengan keputusannya, akan membuat orang bertanya-tanya.

Dalam hal ini, banyak kalangan masyarakat yang bertanya-tanya pada PSSI, mau menunjukkan keberpihakkan pada apa dengan menganggap aksi koreografi "Save Rohingya" sebagai kesalahan? Mari Kita sebagai bangsa Indonesia membantu saudara kita yang terkena musibah, penindasan, dengan memberikan bantuan yang nyata serta dukungan moril yang dapat meringankan beban mereka.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI