Bus Berisi 30 Santri Terjun Ke Jurang Di Bandar Lampung, Korban: Tak Kuat Menanjak
SinPo.id - Diduga tak kuat menanjak, sebuah bus yang mengangkut puluhan santri pondok pesantren Al-Banin, terperosok ke dalam jurang yang berada di Jalan Madu, Kelurahan Langkapura, Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung, Rabu (30/3) sekitar pukul 15.00 WIB.
Bus yang berisikan sekitar 30 orang santri dari Pondok Pesantren Al-Banin, Labuhan Dalam itu, rencananya akan menonton liga sepak bola di lapangan Kemiling, Bandar Lampung.
Salah satu penumpang, Roni Yanyansah (20) mengatakan, mobil bus dengan nomor polisi T 7127 DL berisi kurang lebih 30 orang tersebut dikendarai oleh Nurohim (18) yang merupakan salah satu santri di pondok pesantren itu.
Roni menjelaskan pada saat itu dirinya duduk di kursi belakang saat melewati tanjakan di Jalan Madu, bus sempat berhenti karena tidak kuat mananjak.
“Sempat nanjak tapi gak ketanjak, gak kuat. Bus sempat berhenti di tengah-tengah, sempat ngerem juga, pelan-pelan mundur, karena di belakang ada mobil, jadi bus banting stir nabrak tembok samping sampai masuk juram,” jelasnya kepada awak media.
Korban lain, Fajar (15) mengatakan, bahwa awalnya bus berjalan normal. Kemudian saat melewati tanjakan, bus tersebut tidak kuat sehingga mundur dan menghantam tembok jembatan hingga terguling ke jurang sedalam 5 meter.
"Sempat mundur, terus gak ke rem lagi hingga mundur, kemudian menabrak beton jembatan hingga kami terguling," katanya.
Fajar menjelaskan, tiga orang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bintang Amin termaksud sopir karena mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya.
"Dua penumpang dan satu sopir kena benturan dan air radiator," ungkapnya.
Fajar mengaku langsung mendobrak kaca mobil dengan ditendang untuk menyelamatkan diri bersama rekan lainnya. "Kami tendang terus sampai kacanya pecah, lalu kami keluar dengan dibantu oleh warga," tuturnya.
Sementara itu, Hasan salah seorang pengurus pondok pesantren mengaku mengaku tidak mengetahui adanya keberangkatan para santri nya yang menggunakan bus tersebut.
"Kita kurang tahu persis sopirnya siapa. Namun, mobil bus memang milik pondok pesantren," jelasnya.

