Ajak Mahfud Md Main Catur, Pendeta Saifudin: Yang Kalah Terjun Ke Jurang, Berani?

Laporan: Rahmat
Kamis, 17 Maret 2022 | 15:10 WIB
Pendeta Saifudin Ibrahim/tangkapan layar
Pendeta Saifudin Ibrahim/tangkapan layar

SinPo.id - Pendeta Saifudin Ibrahim masih tidak terima dengan pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md yang meminta aparat menangkap dirinya.

Membalas pernyataan Mahfud, Pendeta Saifudin mengajak Menko Polhukam untuk berkelahi dengan celurit atau carok. Tidak hanya itu, ia juga menantang Mahfud untuk duel main catur dengan dirinya. Pihak yang kalah, harus mau terjun ke jurang.

Hal itu disampaikan Pendeta Saifudin melalui channel YouTube pribadinya, dikutip SinPo.id, Kamis (17/3). Menurutnya, pernyataan bahwa 300 ayat Alquran harus dihapuskan sudah melalui penelitian yang dilakukan oleh dirinya, dan tidak boleh seorang siapun yang menentang penelitiannya.

"Penelitian yang saya lakukan tidak bisa dilawan oleh siapapun. Apalagi oleh Pak Mahfud MD. Berani carok dengan saya, Ayo kita carok. Mati matilah. Halelluyah, Atau kita main catur berdua. Siapa yang kalah lompat ke jurang. Berani," ucap pendeta Saifuddin Ibrahim dalam unggahannya.

Menurutnya, cara penyampaian Mahfud Md dalam menjawab pertanyaannya adalah sesuatu yang tidak pantas.

"Bagaimana maksud Mahfud MD menyebut saya ini menista agama hukumannya 6 tahun. Jangankan 6 tahun, matipun saya siap. Hukuman mati saya siap menjalaninya, asal kematian saya untuk membela minoritas, untuk membela gereja, agar Kristen ditonton di TV, sama seperti Islam di TV,” ujar Saifuddin.

Pendeta ini mengungkapkan juga tentang dirinya yang dulu bangga dengan sosok Mahfud Md.

“Pak Mahfud dulu kan ngomong agama musuh negara. Saya sudah bangga dengan Bapak. Tapi begitu Bapak mengomentari tentang saya, Halleluyah hahahaha,” tertawanya meledek.

Pendeta berusia 57 tahun tersebut berdalih bahwa Mahfud MD yang pada dasarnya seorang yang nasionalis tidak mempunyai hak untuk mengkritisi pernyataannya tentang penghapusan 300 ayat Alquran tersebut. Karena yang patut menjawab pernyataannya ialah Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

“Saya memberikan kesempatan pada Menteri Agama. Gus Yaqut yang menjawab bukan Bapak. Begitu Bapak menjawab turun derajat Bapak sebagai nasionalis, sebagai pendukung Presiden Jokowi. Saya pendukung Jokowi, saya pendukung NKRI,” demikian Saifudin.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Polri agar mengusut Saifuddin Ibrahim.

Mahfud mengatakan, Saifuddin sudah membuat gaduh dan memantik kemarahan banyak orang. 

“Waduh, itu bikin gaduh, bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu dan kalau bisa segera ditutup akunnya, karena kabarnya belum ditutup sampai sekarang," kata Mahfud dalam YouTube Kemenko Polhukam yang dikutip pada Rabu, 17 Maret 2022

Pun, Mahfud menduga ucapan Saifuddin sudah menistakan agama karena membawa 300 ayat Alquran agar dihapus. Menurutnya, Saifddin menafsirkan atau memprovokasi antar umat beragama dengan pernyataannya.

"Ajaran pokok di dalam Islam itu, Alquran ayatnya 6.666, tidak boleh dikurangi. Misalnya disuruh dicabut 300, itu berarti penistaan terhadap Islam," jelas Mahfud.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI