Amerika Tuding Rusia Meminta Pasokan Senjata Dari China Untuk Serang Ukraina
SinPo.id - Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-19 Senin (14/3) ini. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda untuk dilakukan gencatan senjata. Di tengah konflik yang kian meruncing, Amerika Serikat menyebutkan jika Rusia meminta bantuan China untuk terus menyerang Ukraina.
Seorang pejabat Amerika Serikat seperti dikutip dari Aljazeera, mengatakan Rusia telah meminta peralatan militer China untuk digunakan dalam invasinya ke Ukraina.
Permintaan yang meningkatkan ketegangan tentang perang yang sedang berlangsung sebelum pertemuan antara pejabat senior AS dan China di Roma.
Sebelum pembicaraan pada Senin, (14/3) ini, pejabat gedung Putih Jake Sullivan secara blak-blakan memperingatkan China untuk tidak membantu Rusia sehingga China terhindar dari sanksi global yang telah memukul ekonomi Rusia.
"Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut," katanya.
Gedung Putih mengatakan pembicaraan di Roma akan fokus pada efek langsung dari perang Rusia melawan Ukraina pada keamanan regional dan global.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah meminta dukungan dari China – termasuk peralatan militer – untuk terus maju dalam perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.
Namun pejabat itu tidak memberikan rincian tentang ruang lingkup permintaan yang dimaksud. Permintaan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Financial Times dan The Washington Post.
Pemerintahan Biden juga menuduh China menyebarkan disinformasi terkait Rusia yang bisa menjadi dalih bagi pasukan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina dengan senjata kimia atau biologi.
Tanggapan Beijing
Namun, tudingan Washington dibantah Beijing yang menyebutkan Amerika sengaja menyebarkan informasi hoaks itu, atas peran China dalam perang Ukraina, menjelang pembicaraan antara utusan kedua negara di Roma.
Tanpa secara langsung menanggapi laporan media AS tentang permintaan Rusia untuk bantuan dari Beijing, j
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian tanpa menyebutkan pemberitaan media terkait, mengatakan, "AS telah menyebarkan disinformasi yang menargetkan China pada masalah Ukraina, dengan niat jahat," katanya.

