Klaim Punya Big Data, LBP Sebut Masyarakat Setuju Penundaan Pemilu 2024

Laporan: Ari Harahap
Sabtu, 12 Maret 2022 | 11:55 WIB
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan/tangkapan layar
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan/tangkapan layar

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara terkait wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. 

Hal itu disampaikan Luhut saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Deddy Corbuzier. 

Dalam penjelasannya, Luhut mengklaim pemerintah memiliki big data yang berisi aspirasi masyarakat di media sosial tentang penundaan Pemilu.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 10 jutalah," ujar Luhut dikutip SinPo.id, Sabtu (12/3).

Luhut juga mengatakan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah menginginkan situasi yang tenang di masa-masa pemulihan ekonomi. 

Termasuk, tidak menginginkan adanya kegaduhan politik akibat Pemilu 2024 sebagaimana terjadi pada Pemilu 2019 yang lalu.

"Kalau di bawah menengah bawah ini itu pokoknya pengen tenang, bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin, karena tidak mau lagi kita sakit gigi dengar ‘kampret’, ‘kecebong’, ‘kadrun’ lah itu kan menimbulkan tidak bagus,” katanya. 

Lebih lanjut, Luhut menuturkan, dari big data tersebut terungkap bahwa masyarakat mengkritisi anggaran Pemilu 2024 yang mencapai Rp 110 triliun. 

"Sekarang kita coba tangkap dari publik, itu bilang kita mau habisin Rp 110 triliun lebih untuk memilih ini keadaan begini, ngapain sih. Rp 110 triliun untuk pilpres dengan pilkada, kan serentak. Nah, itu yang rakyat ngomong," jelasnya. 

Oleh karena itu, Luhut menegaskan bahwa seharusnya anggota partai yang berada di DPR mendengar suara yang diklaim berasal dari big datanya itu, dan mempertimbangkan aspirasi rakyat tersebut. 

"Ya itu rakyat ngomong. Nah, ceruk ini atau orang-orang ini kan ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar, ada di mana-mana ceruk ini. Ya nanti kan dia akan lihat, mana yang mendengar suara kami," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI