Cak Imin Plin-plan Ungkap Alasan Tunda Pemilu, Said Didu: Au Ahhh Gelap?!!

Laporan: Khaerul Anam
Rabu, 09 Maret 2022 | 17:46 WIB
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu/net
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu/net

SinPo.id - Mantan Sekretaris Kementrian BUMN Said Didu menyindir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menyebut wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berasal dari kalangan pengusaha.

Said Didu menilai alasan yang disampaikan Cak Imin terkait penundaan Pemilu 2024 tidak konsisten. Cak Imin sebelumnya menyebut bahwa wacana itu berasal dari analisis Big Data.

"Hahaha berubah lagi. Sebelumnya katanya dari analisis Big Data, Setelah dibongkar bahwa itu tidak benar, sekarang katanya dari pengusaha. Au ah gelap," kata Said Didu melalui twitter pribadinya, dikutip SinPo.id, Rabu (9/3).

Melalui Twitter pribadinya, Said Didu juga mempertanyakan alasan-alasan terkait penundaan Pemilu 2024 yang diinisiasi oleh beberapa elite partai politik.

"Permintaan banyak pihak, apakah sudah bertanya ke seluruh rakyat ?, Beban negara lagi berat, kenapa masih bangun Ibu kota negara (IKN),  kereta api cepat dll ?," ungkapnya.

"Ekonomi lagi berat, yang bikin berat dan utang meroket siapa?," tanyanya.

Said didu juga tidak membenarkan alasan penundaan Pemilu 2024 dikaitkan dengan kondisi Indonesia yang masih dalam kondisi pandemi. Menurutnya, Pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 2020 juga bisa dilaksanakan ditengah pandemi.

"Masih pandemi, Pilkada 2020 pandemi. Klean Waras?" ujarnya.

Sebelumnya, Cak Imin mengungkapkan alasan penundaan Pemilu 2024 berasal dari kalangan pengusaha. Hal itu sebagai imbas dari pandemi COVID-19 yang membuat sektor perekonomian di semua tingkatan nyaris porak poranda sejak 2020.

Wacana Penundaan Pemilu 2024 juga diungkapkan oleh Ketum Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto.

Keduanya juga sepakat apabila Pemilu 2024 diundur. Dalam penjelasanya mereka menganggap rakyat masih ingin dipimpin oleh Jokowi. keduanya juga mempertimbangkan terkait pandemi yang belum berakhir serta perekonomian di Indonesia yang belum membaik.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI