Fenomena Crazy Rich Tersangka, Ini 6 Ciri-ciri Influencer Yang Tidak Bisa Dipercaya
SinPo.id - Belakangan ini muncul fenomena Crazy Rich jadi tersangka oleh polisi. Belakangan sosok Crazy Rich yang jadi tersangka ini terlibat sebagai afiliator aplikasi investasi yang bermasalah.
Mulai dari Indra Kesuma alias Indra Kenz hingga Doni Salmanan kini masuk bui akibat perbuatan mereka. Polisi bahkan menetapkan keduanya sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal berlapis mulai dari judi online, UU ITE, penyebaran berita bohong, hingga pasal pencucian uang.
Fenomena ini ternyata sebelumnya sudah pernah dibahas oleh Praktisi bisnis kenamaan tanah air, Rhenald Kasali beberapa waktu lalu.
Dalam akun youtubenya, Rhenald telah mewanti-wanti masyarakat untuk berhati-hati terhadap influencer-influencer yang melakukan flexing.
Flexing merupakan perilaku pamer di media sosial dengan model unggahan mengenai pencapaian atau prinsip secara pribadi.
Tujuan seseorang melakukan flexing bisa bermacam-macam yaitu untuk kepentingan endorsement, menunjukkan kredibilitas atas suatu kemampuan, dan mendapatkan pasangan yang kaya.
"Mari kita pelajari orang-orang yang melakukan flexing khususnya yang tidak bisa dipercaya,"| kata Rhenald Kasali dalam videonya.
Sedikitnya ada 6 ciri-ciri influencer yang melakukan flexing yang harus dihindari untuk dipercaya. Berikut ini merupakan pemaparan Rhenald Kasali:
Pertama omongannya selalu harta-harta, uang-uang, mudah-mudah, gampang-gampang.
"Becareful tidak ada yang mudah tidak ada yang murah, tidak ada proses yang begitu cepat dan kalau ada orang yang bicaranya hanya uang, uang, uang di kepalanya hanya ada uang," kata Rhenald Kasali.
Kedua, mereka juga kemungkinan akan menggunakan cara-cara yang bisa membuat anda percaya. Sometimes menggunakan agama. Dalam hal ini, Rhenald Kasali mencontohkan kasus Koperasi Langit Biru yang berhasil menyedot uang senilai Rp6,6 triliun dari masyarakat.
Ketiga, tidak mempunyai empati, kalau mereka dalam situasi seperti sekarang, pandemi ini banyak orang susah, banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak orang tidak bisa berdagang.
"Tetapi pada saat itu mereka justru pamer mengatakan Ah ini murah, ah ini gampang, ah ini saya bisa dapatkan di tengah-tengah kondisi seperti itu kelihatan sekali siapa yang punya empati, siapa yang tidak," kata Rhenald Kasali.
Keempat, mereka bermuka dua/double face, misalnya pada saat memasarkan ini produk bagus, gampang, ikuti, ini dapat membuat anda cepat kaya mereka manis sekali
"Tapi ketika orang lain rugi mereka tidak berempati malah justru mengata-ngatai, tadinya manis sekali, sekarang jadi kebalikan 'Kan saya udah bilang cut loss, jangan Greedy' 'Harus belajar dulu, itu salahmu sendiri'," paparnya.
Kelima mereka sangat menawan penampilannya, kulit mereka bagus. Barang-barang yang mereka pakai itu sangat menawan.
"Sehingga orang-orang hanya akan melihat apa yang dikenakan bukan produk yang mereka tawarkan." kata Rhenald.
Keenam, mereka menunjukkan bawaan yang narsistik yaitu mereka kagum dengan dirinya sendiri, kagum dengan kekayaannya, senang disebut-sebut sebagai orang yang paling kaya.
Dari semua ciri-ciri tersebut, masyarakat diminta untuk bisa lebih pintar lagi memilah informasi yang mereka terima. Termasuk dalam hal mengikuti gaya hidup para influencer di dunia maya yang beberapa dari mereka diantaranya melakukan flexing.
"Jadi jangan mudah tergiur dan jangan mudah percaya. Memang flexing ini adalah signal kepada pasar, tetapi kita sebagai pembeli harus waspada!" tukas Rhenald.

