20 Orang Tewas Akibat Banjir Di Australia

Laporan: Bayu Primanda
Selasa, 08 Maret 2022 | 14:38 WIB
Suasana evakuasi hewan ternak dan kendaraan yang terjebak banjir di Australia/net
Suasana evakuasi hewan ternak dan kendaraan yang terjebak banjir di Australia/net

SinPo.id -  Bencana banjir di wilayah pantai timur Australia dalam sepekan terakhir dilaporkan telah memakan korban jiwa. Terhitung hingga saat ini 20 orang tewas akibat bencana tersebut.

Berdasarkan laporakn terakhir, terdapat dua jenazah korban ditemukan dalam genangan banjir di Sydney, kota terbesar di Australia.

Seperti dilansir AFP, Selasa (8/3), kedua jenazah yang terdiri atas satu laki-laki dan satu perempuan itu diyakini sebagai seorang ibu dan anak laki-lakinya yang dilaporkan hilang setelah mobil mereka ditemukan terjebak di kanal setempat.

Akibat bencana tersebut, puluhan ribu warga kota Sydney diminta untuk mengungsi dari rumah mereke ke tempat yang lebih aman.

Pasalnya, Sydney jadi lokasi terdampak paling parah saat badai hebat dan banjir bandang menggenangi sebagian besar wilayah pada Selasa (8/3) waktu setempat.

Badan prakiraan cuaca nasional Australia memperingatkan bahwa dalam 48 jam ke depan akan sulit bagi Sydney, dengan 60 ribu orang diperintahkan mengungsi, sementara Bendungan Manly yang berada di kota itu terancam meluap.

Curah hujan yang tinggi di seluruh wilayah Sydney telah membanjiri jembatan dan rumah-rumah warga, menyapu mobil-mobil dan bahkan membuat atap pusat perbelanjaan dan supermarket setempat ambruk.

Di pinggiran Georges Hall yang terletak di tepi sungai, kendaraan-kendaraan separuh terendam banjir dan petugas kepolisian harus menyelamatkan orang-orang yang terjebak di mobil mereka saat ketinggian air banjir perlahan mulai naik.

Layanan darurat setempat mulai kewalahan dengan hujan deras dan badai hebat terus berlanjut hingga pekan kedua dengan peringatan banjir dirilis pada Selasa (8/3) waktu setempat untuk garis pantai sepanjang 2.000 kilometer di negara bagian New South Wales.

"Ini sangat mirip dengan kebakaran hutan 'Musim Panas Kelam'," ujar juru bicara layanan darurat setempat, Phill Campbell, kepada AFP.

Dalam sepekan terakhir, sebut Campbell, skala kerusakan terhadap properti dan satwa liar akibat banjir dinilai mirip dengan dampak kebakaran hutan hebat, yang melanda wilayah timur Australia selama berbulan-bulan pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 lalu.

"Kita juga mendapatkan dampak serupa terhadap masyarakat dalam hal dislokasi dengan jalanan ditutup, infrastruktur rusak, listrik padam," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI